SBY akhirnya mengembalikan Mercy yang dipinjamnya dari negara. Sebagai gantinya, Sekretariat Kepresidenan akan menyiapkan Camry untuk SBY.
Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, telah mengembalikan mobil kepresidenan yang dipinjamnya. Pengembalian berlangsung di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (22/3).
"Menjelang siang, mobil kepresidenan yang dipinjam itu sudah dikembalikan dan kita terima secara resmi dengan berita acara," kata Kepala Sekretariat Kepresidenan (Kasetpres), Dharmansjah Djumala, di Istana Negara, Jakarta, dilansir detikcom (22/3).
Isu mobil pinjaman SBY ini mengemuka sejak Selasa (21/3), menyusul kabar mogoknya mobil Presiden Joko "Jokowi" Widodo sekitar tiga hari sebelumnya (19/3).
Mobil RI 1 yang ditumpangi Jokowi mogok dalam kunjungan ke Kalimantan Barat. Insiden itu juga bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, Mercedes Benz S-600 Pullman Guard berusia 10 tahun tersebut pernah tiga kali mogok.
Insiden mogoknya mobil Jokowi langsung memicu pemberitaan media soal mobil kepresidenan. Belakangan, riuh pemberitaan menyerempet pada mobil pinjaman SBY.
Sang mantan presiden itu memang masih meminjam kendaraan VVIP, Mercedes Benz S-600 Pullman Guard. Mobil itu merupakan satu dari delapan mobil kepresidenan.
SBY menganggap penggunaan mobil itu tak keliru, dengan merujuk UU No. 7 Tahun 1978, yang mengatur hak keuangan/administratif presiden dan wakil presiden, serta bekas presiden dan wakil presiden.
Pasal 8 UU No. 7 Tahun 1978, menyebut tiap bekas presiden dan wakil presiden berhak disediakan mobil dan rumah kediaman--lihat infografik.
SBY juga mengaku tak pernah meminjam mobil tersebut. "(Mobil) itu diantar dan diserahkan ke rumah saya, saya nilai tidak salah," kata SBY, dalam keterangan tertulis, Selasa (21/3).
SBY pun mengeluh soal kondisi mobil yang rusak. Ia mengaku terakhir kali menggunakan mobil itu pada September 2016--dalam kondisi rusak. SBY menyebut sudah lama ingin mengembalikan kendaraan kepresidenan itu, tetapi terhambat karena proses perbaikan.
Di sisi lain, Kasetpres Djumala membenarkan bahwa mobil itu diserahkan kepada SBY oleh salah seorang mantan pejabat di Sekretariat Presiden. Konon pula serah terimanya tak dilengkapi surat resmi.
"Mobil itu diantarkan ke rumah beliau oleh pejabat yang dulu. Saya enggak tahu siapa yang nganterin. Saya belum di sini," katanya, dikutip Liputan6.com (23/3).
Djumala juga membenarkan ihwal kewajiban menyediakan mobil bagi bekas presiden dan wakil presiden, sesuai amanat Undang-Undang.
Namun, menurutnya mobil yang disediakan harusnya bukan jenis Mercedes Benz S600 Pullman Guard, melainkan Toyota Camry 2.4 atau 3.0, rilisan tahun 2005 atau 2007.
"Mulai dari Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Mega, Pak Try Sutrisno, Pak Boediono, kita punya daftarnya, diberikan bantuan mobil dan sopir, jenis Camry," ujar Djumala, dilansir Setkab.go.id (22/3).
Meski demikian, Djumala mengaku belum bisa memastikan kapan pemerintah akan menyerahkan mobil tersebut kepada SBY. Ia mengaku tengah fokus untuk mengecek ulang mobil yang dikembalikan SBY.
"Ya kita atur kemudian lah (penyerahan Camry). Kan masih ramai kayak gini. Kita cek dulu mobil yang kepresidenan," katanya.
Sekadar catatan, Mercedes Benz S600 Pullman Guard yang dipakai Jokowi saat ini sudah berusia 10 tahun--besar kemungkinan tahun rilisannya antara 2006-2007.
Artikel Autoblog (23 Februari 2007) sempat mengulas mobil ini tetapi kesulitan menaksir harganya. "Mercedes-Benz tidak membocorkan harga Pullman baru, kami menebak hanya pemerintah yang mampu membelinya," tulis Autoblog. Beberapa situs menaksir harganya sekitar Rp6 miliar.
Sedangkan Toyota Camry keluaran 2007, dirilis dengan harga sekitar setengah miliar.
Bagi SBY, jenama Toyota Camry bukan sesuatu yang baru. Pada masa kepemimpinannya, Camry pernah jadi kendaraan dinas para menteri Kabinet Indonesia Bersatu, pada 2005. Camry menyandang status "mobil menteri" sampai 2009, seiring para menteri SBY berganti mobil dinas jadi Toyota Crown Royal Saloon.