DEMI warisan, Maya selalu menutup mata atas prilaku suaminya, Budiono (60), yang memang sering kelewatan. Bagaimana tak kelewatan, Budi sering membawa wanita tuna susila (WTS) ke rumahnya (bahkan ke kamar pribadi mereka berdua) tanpa takut istrinya akan marah. Maya tak marah, dia hanya pura-pura tak tahu. Semua demi "masa depan" hidupnya.
Kejadian itu sudah sangat lama berlangsung. Tapi setelah 35 tahun berselang, Maya baru buka rahasia bila pembiaran itu tidak lain hanya demi warisan, warisan dan warisan. Mau tahu berapa jumlahnya? 10 miliar rupiah, Bro!
Demi bisa menikmati warisan miliaran rupiah itu lah, Maya harus menutup mata dan hati selama 35 tahun atas ulah nakal suaminya. Dia menangkal rasa kesal dan membiarkan suami memasukkan WTS tiap hari.
,Suamiku itu dulu mendem, madon bendino (mabuk, main perempuan tiap hari, red). Judi juga. Biasalah lahir sudah kaya-raya. Jadinya manja,. kata Maya di sela-sela kepengurusan surat warisan di Pengadilan Agama (PA), Klas 1A Surabaya, Jumat (9/9) lalu.
Dikatakannya, pernikahan Maya dan Budi memang atas perjodohan orangtua mereka.
Mulanya,Maya menolak perjodohan tersebut. Namun, lambat laun dia menerima dan mulai bersifat realistis. Maya butuh materi untuk menunjang kebutuhannya selama ini. Maya juga anak pertama dari lima bersaudara sehingga harus bisa menyekolahkan adik-adiknya.
Maya menikah dengan Budi saat usianya 20 tahunan. Awal menikah, Budi sudah sering main perempuan, namun ia tak berani blak-blakan di depan Maya. Pas tahun pertama pernikahan, Budi secara terang-terangan memasukkan selingkuhannya ke dalam rumahnya. Budi merasa berkuasa karena rumah yang ia tempati itu adalah rumah warisan orang tuanya.
Mau marah tidak bisa soalnya ya itu saya harus bertahan supaya bisa menyekolahkan adik-adik saya,kata Maya getir,.