Menabung 200 Ribu per Bulan, Bisa Beli Rumah
Assalamu’alaikum
Mbak Kiki, saya dan suami bekerja sebagai PNS golongan III/a. Saat ini kami tinggal terpisah; saya ditugaskan di Jakarta, sementara suami di pelosok Pontianak yang berbatasan dengan Malaysia.
Penghasilan saya dan suami sebetulnya cukup besar. Jika digabung, jumlahnya kurang lebih Rp10 juta di luar uang makan. Kami memiliki utang yang wajib dibayar tiap bulan sebesar Rp3,2 juta. Utang tersebut adalah utang koperasi kantor, pinjaman bank, dan kartu kredit. Insya Allah utang itu berakhir pada November tahun ini dan Maret 2017. Pengeluaran lainnya, antara lain untuk orangtua sebesar Rp1,5 juta, belanja sembako untuk keluarga suami yang mencapai Rp1 juta. Setiap bulan suami juga harus membeli tiket PP Pontianak-Jakarta sebesar Rp1,5 juta. Sedangkan untuk kebutuhan makan dan ongkos saya selama sebulan sekitar Rp1 juta. Oh ya, kami belum memiliki anak.
Pertanyaan saya, dengan pengeluaran yang demikian, bagaimana kami bisa menyisihkan uang untuk membeli rumah? Cukupkah dengan hanya menabung sebesar Rp200 ribu per bulan?
Wassalamu’alaikum
Prima, Jakarta Selatan
Wa’alaikumussalam
Ibu Prima yang dirahmati Allah, pertanyaannya sangat menarik; apakah dengan menabung Rp200 ribu per bulan bisa membeli rumah idaman? Pertanyaan ini pada dasarnya adalah kegelisahan hampir semua pasangan, yaitu bagaimana bisa mewujudkan keinginan dengan kondisi keuangan yang pengeluarannya sama dengan pemasukan.
Secara finansial, pasangan jarak jauh memang memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangan terberatnya adalah pengeluaran dua dapur. Artinya, baik suami maupun istri sama-sama memiliki pengeluaran. Padahal normalnya suami-istri dihitung sebagai satu dapur. Jadi memang bagi pasangan jarak jauh, pengeluaran akan lebih besar jika dibandingkan dengan pasangan yang serumah. Belum lagi biaya ketika harus pulang kampung atau berkunjung satu sama lain. Maka, adalah hal yang logis bagi pasangan jarak jauh untuk lebih ketat lagi dalam mengawasi keuangan bulanan.
Mengenai cukup atau tidaknya menabung Rp200 ribu per bulan, berikut ilustrasinya dengan asumsi dana dialokasikan ke produk keuangan dengan return sama dengan inflasi 10%.
Tabungan per bulan
Jumlah bulan
Bagi hasil per tahun
Total dana terkumpul
Setara saat ini
200.000
60
10%
15.616.476
9.491.516
200.000
72
10%
19.785.782
10.885.698
200.000
90
10%
26.872.433
12.733.149
200.000
105
10%
33.642.681
14.075.296
200.000
120
10%
41.310.404
15.260.351
200.000
132
10%
48.170.199
16.107.719
200.000
144
10%
55.748.305
16.874.767
200.000
156
10%
64.119.937
17.569.108
(dalam rupiah)
Mari kita lihat hasil perhitungan tersebut. Jika Anda menabung Rp200 ribu per bulan selama 60 bulan, dengan memasukkan ke produk keuangan yang imbal hasilnya 10% per tahun (misalnya reksadana campuran syariah), maka pada bulan ke 60 Anda akan mendapatkan Rp15.616.476 (tahun 2021) dan itu setara dengan Rp9.491.516 di tahun 2016 ini.
Bisa saja membeli rumah dengan menabung Rp200 ribu, namun harus menyesuaikan dengan harga rumahnya. Karena jika menabung selama 13 tahun pun, uang yang terkumpul baru sejumlah Rp64.119.937 atau setara Rp17.569.108 pada saat ini. Menurut Anda, apakah 13 tahun lagi uang yang terkumpul tersebut cukup untuk pembayaran uang muka pembelian rumah? Mungkin Anda menggeleng karena tak yakin.
Nah, hanya ada dua cara baku jika Anda ingin mewujudkan keinginan finansial Anda—termasuk memperbesar alokasi dana untuk menabung, yaitu:
Pemasukan tetap - Kurangi pengeluaran - Ada dana sisa untuk ditabung
Pemasukan bertambah - Pengeluaran tetap/berkurang - Ada dana sisa untuk ditabung
Dari dua cara di atas, yang mana pilihan Anda? Selamat berikhtiar!
Sumber: Majalah Ummi, Konsultasi Keuangan 06-XXVIII Juni 2016
Kaukabus Syarqiyah, SE, MSE, CFP
Foto ilustrasi : Google.,