Archive for 2020

26 July 2020

Dakota cargo Lubuklinggau

Dakota cargo,adalah perusahaan jasa angkutan barang yang biasa dikita kenal dimasyarakat(expedisi barang).dakota cargo mulai hadir dilubuklinggau pada tahun 2010,dan pernah vakum.pada tahun 2013 dakota cargo membuka kembali perwakilannya/agenya dilubuklinggau.yang beralamat dijalan jend.besar HM.Soeharto no.06 Rt 03 kelurahan simpang simpang priuk kecamatan lubuklinggau selatan II.dakota cargo Lubuklinggau melayani pengiriman barang baik itu partai besar maupun kecil.dakota cargo lubuklinggau juga melayani pengiriman motor,sepeda,dan juga melayani sewa/carter.
bagi masyarakat lubuklinggau yangau pindah rumah,kami melayani angkut barang pindahan rumah tangga.

04 May 2020

Ada 12 kaum dibinasakan Allah,dan ganti kehudupan baru

Reruntuhan komplek Istana Ratu 

Dalam Al Quran, banyak sekali diceritakan kisah-kisah umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah karena mereka mengingkari utusan-Nya dan melakukan berbagai penyimpangan yang telah dilarang. Dosa yang mereka lakukan sudah sedemikian menggurita. Sekalipun bangsa-bangsa tersebut dalam kategori/deretan bangsa yang kuat dan maju (secara pisik), ditandai dengan income yang surplus, memiliki teknologi yang sangat canggih.

Sebagian dari perdaban manusia ini ada yang masih bisa ditemukan oleh ilmi pengetahuan, namun ada pula tak ditemukan jejaknya arena sudan ribbaan tahun lampau. Hanya kita suci yang sanggup menceritakannya. A

Sesungguhnya siksa di dunia ini tidak akan diturunkan oleh-Nya tanpa ada sebab-sebab yang mengundangnya/menyertainya. Dia tidak menurunkan siksa-Nya secara mendadak. Kecuali mayoritas penghuninya telah berbuat kerusakan. Sedangkan kritik sosial (amar bil ma’ruf dan nahi ‘anil munkar) diabaikan. Berarti penyakit sosial sudah menular. Sehingga yang ma’ruf (dikenali hati) menjadi munkar (diingkari hati). 

Yang mungkar menjadi makruf. Efeknya pihak yang berada level elitis (qiyadah) adalah preman yang didukung pemodal (jaladul fajir), orang yang shalih lemah dan terisolir dari akses ekonomi dan kekuasaan (‘ajzuts tsiqati).

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Kerusakan di darat dan di laut adalah akibat perilaku buruk manusia sendiri. Allah menimpakan adzab kepada manusia akibat dari sebagian keburukan yang mereka lakukan. Dengan adanya adzab itu semoga mereka mau bertaubat kepada Allah.” (QS: Ar Rum [30]: 41)

Merujuk Kitab Shofwatut Tafasir oleh Syeikh Ali Ash Shobuni “bima kasabat aidinnas” artinya bi sababi katsrati dzunubihim (disebabkan banyaknya dosa-dosa mereka).

Man saa-a khuluquhi ‘adzdzaba nafsahu (barangsiapa yang jelek akhlaknya  menyakiti diri sendiri). Kata Ali bin Abi Thalib. Itulah bentuk keadilan Allah Subhanahu Wata’ala di dunia. Berbuat baik membuat hati pelakunya senang, berbuat dosa akan dirasakan oleh pelakunya adanya gugatan batin (nafsu lawwamah). Jika tidak diselesaikan akan menjadi penyakit jiwa. Bahkan dosa tersebut menyakiti pepohonan, hewan dan makhluk lainnya, hanya saja kita tidak memahami secara persis keluhan mereka. Besok pohon ghorqod akan berbicara untuk menunjukkan kepada kita tempat persembunyian Yahudi.

كَأَيِّن مِّن قَرْيَةٍ هِيَ أَشَدُّ قُوَّةً مِّن قَرْيَتِكَ الَّتِي أَخْرَجَتْكَ أَهْلَكْنَاهُمْ فَلَا نَاصِرَ لَهُمْ

“Dan betapa banyaknya negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari pada (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka, maka tidak ada seorang penolongpun bagi mereka.” (QS: Muhammad [47]: 13).

Berikut  ini adalah bukti-bukti dari campur tangan ghaib (Allah subhanahu wa ta’ala)  atas kehancuran 12 kaum.

1. Kaum Nabi Nuh   

Nabi Nuh berdakwah selama satu melenium lebih (950 tahun), namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh.

قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلاً وَنَهَاراً
فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلَّا فِرَاراً
وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَاراً

Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). dan Sesungguhnya Setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.” (QS. Nuh (71) : 5-7).

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحاً إِلَى قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَاماً فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ

“Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh.” (QS: Al-Ankabut [29]: 14).

2. Kaum Nabi Hud

Nabi Hud diutus untuk kaum ‘Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (QS At Taubah: 70, Al Qamar: 18, Fushshilat: 13, An Najm: 50, Qaaf: 13).

أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَقَوْمِ إِبْرَاهِيمَ وِأَصْحَابِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكَاتِ أَتَتْهُمْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانَ اللّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَـكِن كَانُواْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

“Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka Rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, maka Allah tidaklah sekali-kali Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri.” (QS: At Taubah (9) : 70).

‘Aad adalah kaum Nabi Hud, Tsamud ialah kaum Nabi Shaleh; penduduk Madyan ialah kaum Nabi Syu’aib, dan penduduk negeri yang telah musnah adalah kaum Nabi Luth a.s.

كَذَّبَتْ عَادٌ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ

“Kaum ‘Aad pun mendustakan(pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.” (QS: Al Qamar (54) : 18).

فَإِنْ أَعْرَضُوا فَقُلْ أَنذَرْتُكُمْ صَاعِقَةً مِّثْلَ صَاعِقَةِ عَادٍ وَثَمُودَ

“Jika mereka berpaling maka katakanlah: “Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum ‘Aad dan Tsamud.” (QS: Fushilat [41]: 13).

وَأَنَّهُ أَهْلَكَ عَاداً الْأُولَى

“Dan bahwasanya Dia telah membinasakan kaum ‘Aad yang pertama, (QS: An Najm [53]: 50). “Dan kaum Aad, kaum Fir’aun dan kaum Luth.” (QS: Qaf [50]: 13).

3. Kaum Nabi Shalih

Nabi Shalih diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Kemudian Nabi Shalih membuat jadual minum. Namun, kaumnya tidak mau antri dengan unta. Bahkan, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (QS ALhijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).

وَلَقَدْ كَذَّبَ أَصْحَابُ الحِجْرِ الْمُرْسَلِينَ

“Dan Sesungguhnya penduduk-penduduk kota Al Hijr telah mendustakan rasul-rasul.” (QS: Al Hijr [15]: 80).

Penduduk kota Al-Hijr ini ialah kaum Tsamud. Al-Hijr tempat yang terletak di Wadi Qura antara Madinah dan Suriaah. Yang dimaksud Rasul-rasul di sini ialah shaleh. Mestinya di sini disebut rasul, tetapi disebut Rasul-rasul (Jama’) karena mendustakan seorang Rasul sama dengan mendustakan semua rasul-rasul.

كَأَن لَّمْ يَغْنَوْاْ فِيهَا أَلاَ إِنَّ ثَمُودَ كَفرُواْ رَبَّهُمْ أَلاَ بُعْداً لِّثَمُودَ

“Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, Sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud.” (QS: Hud [11] : 68).

Demikian cepatnya mereka dihancurkan oleh guntur itu, sehingga mereka hancur lebur oleh guntur itu, tanpa bekas, seakan-akan mereka tidak pernah ada.

كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَأَصْحَابُ الرَّسِّ وَثَمُودُ

“Sebelum mereka telah mendustakan (pula) kaum Nuh dan penduduk Rass dan Tsamud.” (QS: Qaf [50]: 12).*

Kaum Nabi Syuaib

Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Kendati mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu tak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa (QS Attaubah: 70, Alhijr: 78, Thaaha: 40, dan Alhajj: 44).

Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pepohonannya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah) (QS AlHijr: 78, Alsyu’araa: 176, Shaad: 13, Qaaf: 14).

Firaun

Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun malah mengaku sebagai tuhan. Ia akhirnya tewas di Laut Merah dan jasadnya berhasil diselamatkan. Hingga kini masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir (Albaqarah: 50 dan Yunus: 92).

Ashab Al-Sabt

Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestina). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan ibadah pada hari lain, selain Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (QS Al-A’raaf: 163).

Ashab Al-Rass

Rass adalah nama sebuah telaga yang kering airnya. Nama Al-Rass ditujukan pada suatu kaum. Konon, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Saleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib. Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan karena mencampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam sumur sehingga mereka dibinasakan Allah (Qs Alfurqan: 38 dan Qaf ayat 12).

Ashab Al-Ukhdudd

Ashab Al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman diceburkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yanga tengah menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT (QS Alburuuj: 4-9).

Ashab Al-Qaryah

Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (QS Yaasiin: 13).

Kaum Tubba’

Tubaa’ adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat ingkar kepada Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah bendungan air (QS Addukhan: 37).

Kaum Saba

Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan untuk kemakmuran rakyat Saba. Karena mereka enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan Ma’rib dengan banjir besar (Al-Arim) (QS Saba: 15-19). 

03 May 2020

Sejarah air sumur Zam-zam makkah

Sejarah Sumur Zamzam di Makkah. Foto: Para jamaah haji baik perepmuan dan wanita bertawaf di sekitar Ka
Sejarah Sumur Zamzam di Makkah. Foto: Para jamaah haji baik perepmuan dan wanita bertawaf di sekitar Ka

Rasanya, tidak ada satu pun umat Muslim yang tak mengetahui soal air zamzam. Salah satu mukjizat yang tak bisa diingkari dari sumur air zamzam ini adalah airnya yang tak pernah mengering. Sejak zaman Nabi Ibrahim AS hingga kini, air di sumber ini masih saja mengalir. Padahal, jutaan orang memanfaatkan air ini.

Lebih dari itu, rasa air zamzam pun berbeda dengan air yang ada di daerah lain. Rasanya lebih segar dibanding air tersegar dari negeri mana pun. Yang paling menakjubkan, meski disimpan selama bertahun-tahun, air zamzam tidak berlumut. Karena itu, pada setiap musim haji, banyak jamaah menjadikan air zamzam sebagai salah satu oleh-oleh yang wajib dibawa pulang.

Namun, bagaimana sebenarnya sejarah air zamzam? Berbagai hadits shahih menyebutkan bahwa sumur zamzam berawal dari satu peristiwa yang dialami Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim, bersama anaknya yang masih menyusui, Ismail AS. Peristiwa yang dialami Siti Hajar ini pula yang menjadi dasar pelaksanaan proses haji.

Alkisah, Siti Hajar dan anaknya, Ismail, ditinggalkan sendirian oleh suaminya, Ibrahim AS, di salah satu tempat di Makkah. Kala itu, Makkah merupakan wilayah tandus tak berpenghuni karena tidak ada sumber mata air. Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail karena harus melaksanakan perintah Allah.

Suatu saat, bekal kurma dan air yang ditinggalkan Nabi Ibrahim untuk istri dan anaknya habis. Nabi Ismail yang saat itu masih balita pun menangis terus-menerus karena dahaga. Siti Hajar yang tak tega melihat putranya dalam keadaan seperti itu menjadi kebingungan.

Beliau berlari ke puncak Bukit Safa dan Marwah dengan harapan bisa melihat orang yang melintas dan meminta pertolongan. Namun, hingga tujuh kali berlari, pulang-pergi dari puncak Safa dan Marwah, tidak juga ditemui orang yang melintas. Terkait kejadian itu, HR Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, Itulah (asal mula) sai yang dilakukan sekarang antara Safa dan Marwah.”

Terakhir, ketika kembali ke Bukit Marwah, Siti Hajar berdoa, Berikanlah pertolongan kepadaku jika engkau mempunyai kebaikan.” Saat itulah terlihat malaikat Jibril. Dalam hadis Sayyidina Ali RA yang diriwatkan Imam Tobari, disebutkan bahwa Malaikat Jibril bertanya, Siapakah engkau?” Siti Hajar menjawab, Aku adalah Hajar, ibu Ismail.” Jibril kembali bertanya, Kepada siapa engkau berdua dipasrahkan?” Siti Hajar menjawab, Kepada Allah.”

Mendapat jawaban itu, malaikat Jibril berkata, Engkau berdua telah dipasrahkan kepada Yang Maha Mencukupi.”

Selanjutnya, malaikat Jibril mengais tanah dengan tumit kakinya. Namun, dalam riwayat lain, disebutkan dengan sayapnya. Di tempat Jibril itu, terpancarlah air. Demikianlah kisah sumber air zamzam.

Setelah mata air ada di Makkah, wilayah itu berkembang menjadi permukiman penduduk. Setelah Siti Hajar dan Ismail bermukim di sekitar sumber air zamzam tersebut, orang yang kemudian bermukim di wilayah itu adalah orang-orang dari suku Jurhum, Yaman.

Dari segi keutamaannya, sebagian ulama telah mengumpulkan berbagai fadilah dan keutamaan air zamzam. Mereka menyebutkan air zamzam dengan berbagai julukan. Misalnya, air surga (maa’ul-jannah) karena penuh berkah dan manfaat; pencuci kalbu karena malaikat Jibril mencuci kalbu Rasulullah dengan air ini; air berkah karena Rasulullah SAW senang meminumnya; serta air penyembuh karena diyakini bisa menyembuhkan penyakit hati ataupun penyakit jasmani.

02 May 2020

Panglima Militer Ottaman,penakluk kontatinopel

Komandan pasukan kavaleri Kesultanan Utsmaniyah (Kerajaam Ottoman) bernama Ulubatli Hasan, sangat berkesan dalam pertempuran ini.

 Sejarah dunia mencatat perang mahadahsyat terjadi di Konstantinopel, ibukota Kekaisaran Romawi di bagian timur, 29 Mei 1453. Bukan cuma Sultan Mehmed II yang jadi sosok mahsyur dalam penaklukkan itu. Seorang komandan pasukan kavaleri Kesultanan Utsmaniyah (Kerajaam Ottoman) bernama Ulubatli Hasan, dikenang usai kematiannya dalam pertempuran ini.

Kisah keberanian Hasan diabadikan oleh mendiang penulis asal Amerika Serikat (AS), John Freely, dalam bukunya “The Companion Guide to Istanbul: And Around the Mamara” yang diterbitkan pada tahun 2000 silam.

Saat pasukan Ottoman di bawah komando Sultan Mehmed II melakukan serangan terakhirnya ke benteng Konstantinopel usai Salat Subuh. Setelah sangkakala berbunyi, ribuan pasukan Ottoman bergerak maju ke arah benteng.

Dalam buku tersebut, Hasan memimpin 30 orang anak buahnya untuk bergerak cepat memanjat dinding benteng Konstantinopel. Hanya bermodalkan pedang dan sebuah perisai, serta satu bendera Kesultanan Ottoman, Hasan dan pasukannya jadi yang pertama berhasil memanjat dinding benteng.

Pasukannya pun berjatuhan akibat hujan anak panah yang dilepaskan pasukan Konstantinopel. Meski di bawah hujan anak panah, keberanian Hasan tetap terjaga dan mampu mencapai puncak benteng.

Sayang, meski mampu menggapai puncak benteng tajamnya anak panah pasukan Konstantinopel pun merobek badannya. Freely mencatat, ada 27 anak panah yang menancap di tubuh Hasan yang saat itu masih berusia 25 tahun.

Sebagai seorang perwira militer, Hasan tak menyerah begitu saja. Meski nyawanya sudah hampir hilang, ia tetap berusaha menumbangkan prajurit Konstantinopel di atas Benteng, hingga akhirnya 12 orang anak buahnya tiba dan membantunya. 

Sesaat kemudian, bendera merah dengan bulan sabit dan bintang berhasil dikibarkan Hasan di salah satu sudut benteng. Sayang, hanya beberapa saat simbol Islam itu berkibar, tubuh Hasan pun roboh. Hasan pun menghembuskan nafas terakhirnya dan selalu dikenang sebagai salah satu martir Islam yang paling mahsyur dalam sejarah.

Tak cuma Freely yang mengabadikan kisah heroik Hasan dalam bukunya. Sebuah film berjudul “Fetih 1453” yang keluar pada tahun 2012, juga menunjukkan bagaimana keberanian Hasan menunjukkan kekuatan Islam di era itu. Dalam film karya sutradara papan atas Turki, Faruk Aksoy, sosok Hasan diperankan oleh aktor yang juga berasal dari Turki, Ibrahim Celikkol.

penyemangat rasullulah pada perang uhud,ummu umarah.

Suasana di kaki Gunung Uhud, Madinah, Rabu (12/9). Rekahan tak jauh dari kaki gunung itu disebut sebagai tempat berlindung Rasulullah  saat pasukan Muslim terdesak pada Perang Uhud.
Suasana di kaki Gunung Uhud, Madinah, Rabu (12/9). Rekahan tak jauh dari kaki gunung itu disebut sebagai tempat berlindung Rasulullah saat pasukan Muslim terdesak pada Perang uhud

'Siapakah yang sanggup melakukan seperti yang engkau lakukan, wahai Ummu Umarah?” ujar Rasulullah memuji.

Bukit Uhud, 7 Syawal 3 H/ 22 Maret 625 M.  Sekitar 700 pasukan tentara Muslim yang dipimpin Rasulullah SAW bertempur melawan 3.000 tentara kafir di bawah komando Abu Sufyan. 

Kemenangan yang hampir diraih umat Islam, berubah menjadi kekalahan, setelah pasukan Muslim mengabaikan perintah Rasulullah SAW.

Pasukan kafir pun memukul balik serangan tentara Muslim.  Mereka berniat untuk membunuh Rasulullah SAW. 

Melihat pasukan Muslim yang terjepit, seorang prajurit Muslimah bernama Ummu Umarah atau Nasibah binti Ka'ab al-Anshariyah justru tampil mengangkat pedang. 

Dengan penuh keberanian, Ummu Umarah menghadang laju tentara kafir yang berniat membunuh Nabi Muhammad SAW.

''Siang itu, sambil membawa sekendi air, saya keluar menuju Uhud untuk menyaksikan pertempuran kaum Muslimin.  Awalnya, tentara Muslim memenangkan pertempuran.  Namun, ketika pasukan Islam mulai kalah, saya langsung terjun ke medan laga. Saya halau segala serangan yang datang ke arah Rasulullah dengan pedang saya,'' kisah Ummu Umarah seperti dituturkan Ibnu Sa'ad dalam Thabaqat

Ummu Umarah adalah sosok Muslimah yang ikut berjihad dan pemberani, dan tidak takut mati di jalan Allah. Keberanian wanita dari Bani Mazim An-Najar itu membuat Rasulullah SAW bangga. ''Siapakah yang sanggup melakukan seperti yang engkau lakukan, wahai Ummu Umarah?” ujar Rasulullah memuji.

Ia salah satu dari wanita Madinah yang bersegera masuk Islam. Mujahidah yang satu ini juga tercatat sebagai satu dari dua Muslimah yang pergi bersama generasi Anshar ke Makkah untuk berbai’at kepada Rasulullah. Keluarga Ummu Umarah dikenal sangat pemberani. 

Ketika Rasulullah SAW memimpin pasukannya menuju bukit Uhud, ia bersama suaminya, Ghaziyah bin Amr serta dua buah hatinya, Abdullah dan Hubaib tutur bergabung. Awalnya, Ummu Umarah bertugas sebagai perawat tentara yang terluka serta menyediakan minuman.

Ummu Umarah tak gentar saat menghadapi Ibnu Qumai'ah yang penuh amarah hendak membunuh Rasulullah. Serangan demi serangan, ia halau dengan pedangnya. 

Hingga, ia mengalami luka pada bagian pundaknya. Ummu Umarah mengisahkan peristiwa heroik yang dialaminya pada Perang Uhud dengan penuh semangat.

“Aku melihat banyak di antara kaum Muslimin yang lari kocar-kacir dan menginggalkan Rasulullah. Hingga tinggal tersisa beberapa orang yang melindungi beliau termasuk aku, kedua anakku, sedangkan suamiku berada di depan beliau untuk melindunginya. Dan Rasulullah melihat aku tidak bersenjata,'' ungkap Ummu Umarah.

Saat  melihat seorang tentara Muslim yang mundur, Rasulullah pun berkata,''Berikan senjatamu kepada orang yang sedang berperang.”  Ummu Umarah pun lalu mengambil pedang yang dilembaprkan tentara yang lari tersebut dan segera melindungi Nabi SAW dari gempuran musuh.

Ummu Umarah adalah teladan bagi para Muslimah. Ia telah mengorbankan dirinya  di jalan  jihad membela agama Islam. 

Ia telah menunaikan kewajibannya sesuai dengan kemampuannya, baik di waktu perperang maupun di waktu aman. 

Ia telah turut serta bersama Rasulullah SAW  dalam Bai’atur Ridwan di Hudaibiyah, yaitu bai’at perjanjian untuk membela agama Allah. 

Tak hanya berjuang di Perang Uhud, Ummu Umarah pun tampil mengangkat panji-panji pasukan Muslim Perang Hunain. Tak lama setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW,  sebagian kabilah yang dipimpin Usailamah al-Kadzab murtad. 

Bahkan, Usailamah mengaku sebagai nabi. Khalifah pertama Abu Bakar ash-Shidiq pun memutuskan untuk memerangi nabi palsu itu.

Mendengar kabar itu, Ummu Umarah pun segera  mendatangi Abu Bakar Ash-Shidiq. Ia mohon izin untuk turut berjuang ke medan perang bersama pasukan Muslim yang akan memerangi orang-orang murtad dari Islam. Mendenfar permohonan itu, Abu Bakar pun berkata, ''Sungguh kami telah menyaksikan pengorbananmu di medan jihad, maka keluarlah (untuk berperang) dengan menyebut nama Allah.”

Secara khusus, Rasulullah SAW pun mendoakan Ummu Umarah. Ketika sang mujahidah terluka,  Rasulullah SAW berkata kepada putra Ummu Umarah, ''Ibumu! Ibumu! Balutlah lukanya.  Ya Allah, jadikanlah mereka teman-temanku di surga.''

Ummu Umarah adalah seorang sahabat Rasul yang senantiasa mengaplikasikan keislamannya dalam amal nyata. Keberaniannya dalam setiap situasi menjadikannya sosok pahlawan sejati.  

Obsesi hidupnya begitu mulia, yakni mencari kemuliaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Sebuah obsesi yang sungguh mulia.n

Rasululah menangis terseduh-seduh,melihat kematian pria tampan dari mekkah



Dalam berbagai riwayat disebutkan, Rasulullah SAW memiliki banyak sahabat yang amat luar biasa. Salah satu yang tersohor adalah Mush'ab bin Umair. 

Pemuda Quraisy yang digambarkan sebagai sosok yang sangat mulia, tampan, harum, gagah serta memiliki jiwa kepemudaan yang amat luar biasa.

Habib Ali Al-Kaff dalam sebuah kesempatan menyampaikan, Mush'ab merupakan pemuda yang sangat tampan luar biasa. 

Dia hidup bergelimang harta dan amat sangat dimanjakan oleh orangtuanya yang tersohor.

Dia menjadi salah seorang pemuda yang sangat beruntung dengan harta yang bergelimang. Pakaian yang ia kenakan setiap hari sungguh indah dan wangi. 

Tak banyak pemuda di Makkah yang menyerupainya saat itu. Karena ketampanannya itu pula, Mush'ab sering menjadi buah bibir para gadis di Makkah.

"Sayyiduna Mush'ab memiliki wajah yang mirip dengan Rasulullah SAW," terang Habib Ali Al-Kaff.

Suatu ketika, Mush'ab mendengar kabar tentang dakwah Rasulullah. 

Singkat cerita, Mush'ab mengakui dan mengimani ajaran Rasulullah dengan mengucapkan kalimat syahadat. 

Dia pun selalu datang dalam setiap kajian yang dilaksanakan bersama umat muslimin.

Awal memeluk Islam, ia menyembunyikan itu dari ibunya. 

Namun suatu ketika, sang ibu mengetahui jika putera yang sangat ia sayangi itu memeluk Islam. 

Sang ibu yang sangat berpendirian keras dan tegas pun tak terima dengan langkah yang diambil Mush'ab.

Ketika itu, Mush'ab pun diberikan pilihan untuk tetap pada ajaran nenek moyangnya atau memeluk ajaran Islam. 

Dengan tegas, Mush'ab memilih Islam dan meninggalkan seluruh kemewahan yang diberikan dan melekat pada dirinya sebagai pemuda Quraisy.

"Kancing baju yang ia kenakan saat berada di Madinah pun terbuat dari duri," tambah Habib Ali Al-Kaff yang menceritakan kehidupan Mush'ab saat melepas kesenangan dunia karena kecintaannya kepada Allah SWT.

Dia kembali mendatangi Rasulullah dengan mengenakan pakaian yang ditambal di sana sini, dan tak lagi wangi seperti sebelumnya. 

Mush'ab memilih tinggal disisi Rasulullah dan menjalankan syiar Islam. Dia juga senantiasa ikut serta dalam setiap peperangan.

Mush'ab sendiri gugur dalam Perang Uhud. Kematian Mush'ab, pemuda tampan yang penuh keberanian itu menbuat Rasulullah SAW merasakan kesedihan yang luar biasa. 

Saat menghampiri jasad Mush'ab yang tergeletak, Rasulullah SAW pun menangis hingga tersedu-sedu.

Saat itu, Rasulullah hendak mengenakan kafan pada Mush'ab dengan baju yang dikenakan Mush'ab saat perang. 

Namun saat kain pada bajunya ditarik hingga ke kepala, kaki Mush'ab kelihatan. Ketika kain ditarik ke kaki, kepala Mush'ab kelihatan.

Lalu Rasulullah berkata, " Wahai Mush'ab,, sungguh aku tak pernah melihat pakaian yang lebih indah selain pakaianmu di Makkah. Dan saat ini engkau wafat dan kain kafanmu tak cukup untuk menutup auratmu,".

Pelajaran yang dipetik dari sosok Mush'ab adalah, keteguhan hatinya yang amat luar biasa dalam keimanannya. 

Dia rela meninggalkan keindahan duniawi untuk mencapai ridha Allah SWT. Sebagai pemuda yang memiliki jiwa semangat tinggi, Mush'ab menjadi salah satu sahabat Rasulullah SAW yang sifatnya patut diteladani

30 April 2020

Agar bisa menyunting kekasih,nabi ya'kup ngapdi 14 tahun lamanya

Nabi Yakub, Mengabdi 14 Tahun Agar Bisa Menyunting Sang Kekasih
Nabi Yaqub AS memiliki dua belas orang anak yang Allah sebut mereka dengan sebutan asbat. Ilustrasi/Ist
sharethis sharing button
COBAAN Nabi Ishaq Alaihis Salam (AS) amatlah mirip dengan ayahandanya, Nabi Ibrahim AS, dalam hal keturunan. Nabi Ibrahim dikaruniai putra dari istrinya, Siti Sarah, pada saat usianya hampir 100 tahun. Ishaq lahir ketika ayah bundanya sudah renta. Rupanya, cobaan yang sama juga menimpa Nabi Ishaq AS. (Baca jugaCobaan Nabi Ibrahim Menurun ke Nabi Ishaq, Susah Punya Anak).

Pada usia 40 tahun, Ishaq menikah. Beliau menikahi Rafqah binti Batu’il. Namun ternyata ujian yang pernah menimpa ayah bundanya, dialami pula oleh Nabi Ishaq AS. Istrinya, Rafqah, mandul.

Nabi Ishaq pantang putus asa. Beliau terus saja berdoa kepada Allah. Ia lahir berkat keajaiban dari-Nya. Maka bukan hal mustahil bagi Allah untuk memberi kembali keajaiban tersebut. Nabi Ishaq dan istrinya terus berdoa dengan harapan dan tawakal yang kuat.

Setelah penantian panjang, keajaiban itu pun datang. Rafiqah hamil dan ternyata Allah memberinya anak kembar. Ialah ‘Iish atau ‘Iishuu dan Ya’qub. Betapa bahagianya Nabi Ishaq. Ia dianugerahi dua orang putra di usianya yang telah senja.
‘Iish adalah nenek moyang bangsa Romawi. Yang kedua bernama Ya’qub. Disebut Ya’qub karena ia lahir dalam keadaan memegang tumit saudaranya. Ya’qub diangkat Allah menjadi seorang rasul. Ia juga disebut Israil, karena Nabi Ya’qub sering kali melakukan perjalanan di malam hari. 

Merantau
Nabi Ya’qub AS termasuk yang disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai, al-Karim ibnu al-Karim ibnu al-Karim ibnu al-Karim (HR al-Bukhari) ketika memuji keturunan Nabi Yusuf AS.

Karena keempat-empat nama tersebut adalah silsilah empat orang nabi yang tidak terputus. Yang Mulia anak Yang Mulia anak Yang Mulia anak Yang Mulia, Yusuf anak Ya’qub anak Ishaq anak Ibrahim Alaihimussalam.

Satu ketika Nabi Ya’qub berselisih dengan saudara kembarnya itu. Ibunda mereka berdua menasihati si bungsu untuk pergi menjauhkan diri ke tempat saudara bapaknya di Harran, Iraq. 

Keluarga Nabi Ishaq AS ketika itu tinggal menetap di Palestina. Ini bermakna, Nabi Ya’qub pergi ke tempat asal datuk baginda, Nabi Ibrahim AS.

Tiba di Harran, Ya’qub muda berjumpa dengan saudara bapaknya yang bernama Laban ibn Batuil, saudara lelaki bunda beliau. Di rumah Laban, Ya’qub tertarik hatinya dengan anak perempuan bungsu Laban yang bernama Rahil (Rachel). 

Ya’qub mengutarakan hasratnya dan gayung pun bersambut dengan syarat harus bekerja dengan Laban selama tujuh tahun. Ya’qub menyanggupi. Maka selama 7 tahun Ya'kub bekerja di situ demi bisa memetik buah hatinya.

Tujuh tahun berlalu, hari pernikahan pun ditetapkan. Akan tetapi Laban memberi tahu Ya’qub bahwa adat istiadat di sana tidak boleh seorang adik mendahului nikah sebelum kakaknya. Jadi Ya’qub mesti nikah dengan kakak Rahil dahulu yaitu Laya (Leah).

Laban merencanakan jika Ya’qub mau tetap nikah dengan Rahil maka dia harus bekerja tujuh tahun lagi. Ini pun disanggupi Ya’qub. Ketika itu belum ada larangan menikahi adik beradik dan ini dimasukhkan oleh Kitab Taurat kelak pada zaman Nabi Musa AS.

Bahkan Ya’qub kemudian dihadiahi budak oleh Laya dan Rahil sehingga baginda mempunyai empat orang istri di Harran.

Bertahun-tahun kemudian, Ya’qub memiliki harta kekayaan yang berlimpah di negeri Harran kerena sentiasa berpegang kepada perintah-perintah Allah di manapun beliau berada dan beliau tidak mengikuti kebiasaan penduduk negeri di sekitarnya.

Nabi Ya’qub AS memiliki dua belas orang anak yang Allah sebut mereka dengan sebutan asbat (keturunan Ya’qub) dalam Al-Quran. Dari Rahil lahirlah Nabi Yusuf AS dan Bunyamin. Dan dari Laya lahirlah Rubil, Syam’un, Lawi, Yahuda, Isakhar dan Zabilon.

Dari budak milik Rahil lahir Dan dan Naftali, dan dari budak milik Laya lahir Jad dan Asyir. Nabi Ya’qub juga mempunyai seorang anak perempuan bernama Dinah.

Keluarga yang besar dan harta yang banyak yang dimiliki Nabi Ya’qub AS adalah berkat doa ayahanda baginda Nabi Ishaq AS sebelum baginda melarikan diri ke Harran

gara-gara murid abu nawas demo kadi dipecat

Kadi Dipecat Setelah Didemo Murid-Murid Abu Nawas
Raja bertanya, bolehkah hanya karena mimpi sebuah perintah dilakukan? Ilustrasi/Ist

Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami (756-814) dikenal sebagai Abu-Nawas. Ia seorang pujangga Arab. Dilahirkan di kota Ahvaz, Persia. Darah Arab dan Persia mengalir di tubuhnya.

Abu Nawas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik ia digambarkan sosok yang bijaksana sekaligus kocak. Dia juga dianggap sebagai sufi. Cerita berikut dinukil dari Kisah Seribu Satu Malam. (Baca juga: Menganggap Jadi Kadi sebagai Bala, Abu Nawas Berpura-pura Gila)

Pada suatu sore, ketika Abu Nawas sedang mengajar murid-muridnya, ada dua orang tamu datang ke rumahnya. Yang seorang adalah wanita tua penjual kahwa, sedang satunya lagi adalah seorang pemuda berkebangsaan Mesir.

Wanita tua itu berkata beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si pemuda Mesir. Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh murid-muridnya menutup kitab mereka.

"Sekarang pulanglah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku pada malam hari ini sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta batu. "

Murid-murid Abu Nawas merasa heran, namun mereka begitu patuh kepada Abu Nawas. Dan mereka merasa yakin gurunya selalu berada membuat kejutan dan berada di pihak yang benar.

Pada malam harimya mereka datang ke rumah Abu Nawas dengan membawa peralatan yang diminta oleh Abu Nawas.

Berkata Abu Nawas, "Hai kalian semua! Pergilah malam hari ini untuk merusak rumah Tuan Kadi yang baru jadi. "

"Hah? Merusak rumah Tuan Kadi?" gumam semua muridnya keheranan.

"Apa? Kalian jangan ragu. Laksanakan saja perintah gurumu ini!" kata Abu Nawas menghapus keraguan murid-muridnya. 
Barangsiapa yang mencegahmu, jangan kau perdulikan, terus pecahkan saja rumah Tuan Kadi yang baru. Siapa yang bertanya, katakan saja aku yang menyuruh merusak. Barangsiapa yang hendak melempar kalian, maka pukullah mereka dan lemparilah dengan batu."

Habis berkata demikian, murid-murid Abu Nawas bergerak ke arah rumah Tuan Kadi. Laksana demonstran mereka berteriak-teriak menghancurkan rumah Tuan Kadi.

Orang-orang kampung merasa heran melihat kelakukan mereka. Lebih-lebih ketika tanpa basa-basi lagi mereka langsung merusak rumah Tuan Kadi. Orang-orang kampung itu berusaha mencegah perbuatan mereka, namun karena jumlah murid-murid Abu Nawas terlalu banyak maka orang-orang kampung tak berani mencegah.

Melihat banyak orang merusak rumahnya. Tuan Kadi segera keluar dan bertanya, "Siapa yang menyuruh kalian merusak rumahku?"

Murid-murid itu menjawab, "Guru kami Tuan Abu Nawas yang menyuruh kami!"

Habis menjawab begitu mereka bukannya berhenti malah terus menghancurkan rumah Tuan Kadi hingga rumah itu roboh dan rata dengan tanah.

Tuan Kadi hanya bisa marah-marah karena tidak ada orang yang berani membelanya. "Dasar Abu Nawas provokator. Orang gila! Besok pagi aku akan melaporkannya kepada Baginda."

Benar, esok harinya Tuan Kadi mengadukan kejadian semalam sehingga Abu Nawas dipanggil menghadap Baginda.

Setelah Abu Nawas menghadap Baginda, ia ditanya. "Hai Abu Nawas apa sebabnya kau merusak rumah Kadi?"

"Wahai Tuanku, sebabnya ialah pada suatu malam hamba bermimpi, bahwasanya Tuan Kadi menyuruh hamba merusak rumahnya. Sebab rumah itu tidak cocok baginya, ia menginginkan rumah yang lebih bagus lagi. Ya, karena mimpi itu maka hamba merusak rumah Tuan Kadi," jawab Abu Nawas.

"Bolehkah hanya karena mimpi sebuah perintah dilakukan? Hukum dari negeri mana yang kau pakai itu?" Tanya Raja.

"Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi yang baru ini Tuanku,” jawab Abu Nawas dengan tenang.

Mendengar perkataan Abu Nawas seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat. la terdiam seribu bahasa.

"Hai Kadi benarkah kau mempunyai hukum seperti itu?" tanya Baginda.

Tapi Tuan Kadi tiada menjawab. Wajahnya nampak pucat. Tubuhnya gemetaran karena takut.

"Abu Nawas! Jangan membuatku pusing! Jelaskan kenapa ada peristiwa seperti ini!" kembali Baginda mencecar Abu Nawas.

"Baiklah," jawab Abu Nawas dengan tetap tenang. "Baginda…beberapa hari yang lalu ada seorang pemuda Mesir datang ke negeri Baghdad ini untuk berdagang sambil membawa harta yang banyak sekali. Pada suatu malam ia bermimpi kawin dengan anak Tuan Kadi dengan mahar (mas kawin) sekian banyak. Ini hanya mimpi Baginda. Tetapi Tuan Kadi yang mendengar kabar itu langsung mendatangi si pemuda Mesir dan meminta mahar anaknya. Tentu saja pemuda Mesir itu tak mau membayar mahar hanya karena mimpi. Nah, di sinilah terlihat arogansi Tuan Kadi, ia ternyata merampas semua harta benda milik pemuda Mesir sehingga pemuda itu menjadi seorang pengemis gelandangan dan akhirnya ditolong oleh wanita tua penjual kahwa."

Baginda terkejut mendengar penuturan Abu Nawas, tapi masih belum percaya seratus persen, maka ia memerintahkan Abu Nawas agar memanggil si pemuda Mesir. Pemuda Mesir itu memang sengaja disuruh Abu Nawas menunggu di depan istana, jadi mudah saja bagi Abu Nawas memanggil pemuda itu ke hadapan Baginda.

Lalu baginda meminta anak dari Mesir itu menceritakanlah hal-ihwal dirinya sejak datang ke Baghdad. Cerita pemuda Mesir itu sama dengan cerita Abu Nawas. Bahkan pemuda itu juga membawa saksi yaitu Pak Tua pemilik tempat kost dia menginap.

"Kurang ajar! Ternyata aku telah mengangkat seorang Kadi yang bejad moralnya." Baginda sangat murka. Kadi yang baru itu dipecat dan seluruh harta bendanya dirampas dan diberikan kepada si pemuda Mesir.

Setelah perkara selesai, kembalilah si pemuda Mesir itu dengan Abu Nawas pulang ke rumahnya. Pemuda Mesir itu hendak membalas kebaikan Abu Nawas.

Berkata Abu Nawas, “Janganlah engkau memberiku barang sesuatupun kepadaku. Aku tidak akan menerimanya sedikitpun jua."

Pemuda Mesir itu betul-betul mengagumi Abu Nawas. Ketika ia kembali ke negeri Mesir ia menceritakan tentang kehebatan Abu Nawas itu kepada penduduk Mesir sehingga nama Abu Nawas menjadi sangat terkenalm.

Abu nawas bisa pindahkan istana,ke atas gunung

Abu Nawas Menyanggupi Memindahkan Istana Raja ke Atas Gunung
Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu. Ilustrasi/Ist

ABU-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami (756-814) dikenal sebagai Abu-Nawas. Ia seorang pujangga Arab. Dilahirkan di kota Ahvaz, Persia. Darah Arab dan Persia mengalir di tubuhnya.

Abu Nawas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik ia digambarkan sosok yang bijaksana sekaligus kocak. Dia juga dianggap sebagai sufi. Cerita berikut dinukil dari Kisah Seribu Satu Malam. (Baca jugaJangankan Monyet, Manusia Paling Pandai Saja Bisa Dikecoh Abu Nawas)

Baginda baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilgis di dekat istananya. Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama.

Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar. Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada Abu Nawas yang amat cerdik di negerinya.

Abu Nawas segera dipanggil untuk menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda, "Sanggupkah engkau memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku?" tanya Baginda.

Abu Nawas tidak langsung menjawab, la berpikir sejenak hingga keningnya berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum.

Akhirnya Abu Nawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu. Ada satu lagi permintaan dari Baginda, pekerjaan itu harus selesai hanya dalam waktu sebulan.

Abu Nawas pulang dengan hati masgul. Setiap malam ia hanya berteman dengan rembulan dan bintang-bintang. Hari-hari dilewati dengan kegundahan.

Tak ada hari yang lebih berat dalam hidup Abu Nawas kecuali hari-hari ini. Tetapi pada hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana.

Keesokan harinya Abu Nawas menuju istana, la menghadap Baginda untuk membahas pemindahan istana. Dengan senang hati Baginda akan mendengarkan, apa yang diinginkan Abu Nawas.

"Ampun Tuanku, hamba datang ke sini hanya untuk mengajukan usul untuk memperlancar pekerjaan hamba nanti," kata Abu Nawas.

"Apa usul itu?"

"Hamba akan memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada Hari Raya Idul Qurban yang kebetulan hanya kurang dua puluh hari lagi. "

"Kalau hanya itu usulmu, baiklah," kata Baginda.

"Satu lagi Baginda." Abu Nawas menambahkan.

"Apa lagi?" tanya Baginda.

"Hamba mohon Baginda menyembelih sepuluh ekor sapi yang gemuk untuk dibagikan langsung kepada para fakir miskin," kata Abu Nawas.

"Usulmu kuterima," kata Baginda menyetujui. Abu Nawas pulang dengan perasaan riang gembira. Kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Toh nanti bila waktunya sudah tiba, ia pasti akan dengan mudah memindahkan istana Baginda Raja. Jangankan hanya memindahkan ke puncak gunung, ke dasar samudera pun Abu Nawas sanggup.

Desas-desus mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri. Hampir semua orang harap-harap cemas. Tetapi sebagian besar rakyat merasa yakin atas kemampuan Abu Nawas. Karena selama ini Abu Nawas belum pernah gagal melaksanakan tugas-tugas aneh yang dibebankan di atas pundaknya. Namun ada beberapa orang yang meragukan keberhasilan Abu Nawas kali ini.

Saat-saat yang dinanti-nantikan tiba. Rakyat berbondong-bondong menuju lapangan untuk melakukan salat Hari Raya Idul Qurban. Dan seusai salat, sepuluh sapi sumbangan Baginda Raja disembelih lalu dimasak kemudian segera dibagikan kepada fakir miskin.

Kini giliran Abu Nawas yang harus melaksanakan tugas berat itu. Abu Nawas berjalan menuju istana diikuti oleh rakyat. Sesampai di depan istana Abu Nawas bertanya kepada Baginda Raja.

"Ampun Tuanku yang mulia, apakah istana sudah tidak ada orangnya lagi?"

"Tidak ada," jawab Baginda Raja singkat.

Kemudian Abu Nawas berjalan beberapa langkah mendekati istana, la berdiri sambil memandangi istana. Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu. Benar. Baginda Raja akhirnya tidak sabar.

"Abu Nawas, mengapa engkau belum juga mengangkat istanaku?" tanya Baginda Raja.

'Hamba sudah siap sejak tadi Baginda," jawab Abu Nawas.

"Apa maksudmu engkau sudah siap sejak tadi? Kalau engkau sudah siap. Lalu apa yang engkau tunggu?" tanya Baginda masih diliputi perasaan heran.

"Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir untuk diletakkan di atas pundak hamba. Setelah itu hamba tentu akan memindahkan istana Paduka yang mulia ke atas gunung sesuai dengan titah Paduka."

Baginda Raja Harun Al Rasyid terpana. Beliau tidak menyangka Abu Nawas masih bisa keluar dari lubang jarum.

kutukan nabi nuh keturunan Yafits

Jadi Makhluk yang Terjelek, Kutukan Nabi Nuh Kepada Keturunan Yafits
Doa Nabi Nuh: Ya Allah, jadikanlah keturunan Yafits sebagai makhluk yang terjelek. Ilustrasi/Ist

Ka’ab al-Ahbar mengatakan, setelah Nabi Nuh berusia lanjut dan mendekati ajalnya, dia mengundang anak cucunya. Dia memohon kepada Allah agar mengabulkan doanya. Dia naik ke puncak gunung.

Berikutnya Nabi Nuh AS mengundang Yafits. Anak ketiga ini juga tidak menyambut panggilannya. Akhirnya, Nabi Nuh mengutuknya di dalam doanya, “Ya Allah, jadikanlah keturunan Yafits sebagai makhluk yang terjelek.” Keturunannya adalah Ya’juj dan Ma’juj serta orang-orang Turki.

Yafits pergi ke sebuah negeri yang ada di bagian timur. Di sana, dia kawin dan memiliki 5 anak laki-laki, yaitu Jauhar, Batras, Mayasyikh, Sannaf, dan Saqwil. Keturunan Jauhar adalah orang-orang Shaqalibah dan Romawi.

Sedangkan keturunan Batras adalah orang-orang Turki. Keturunan Mayasyikh orang-orang ‘Ajam. Keturunan Sannaf adalah Ya’juj dan Ma’juj. Dan keturunan Saqwil adalah orang-orang Arman (suku yang mendiami negeri Armenia).

Tentang Ya'juj dan Ma'juj, dalam Al-Quran Surah al-Kahfi ayat 94 diyatakan, keduanya adalah kaum yang suka berbuat kerusakan di muka bumi. Ya'juj dan Ma'juj merupakan dua istilah yang selalu disebut bersamaan.

Kedua istilah tersebut dapat ditemukan dalam Alquran, hadis, dan juga kitab-kitab suci terdahulu.

Sampai hari ini, suku bangsa yang disebut Ya'juj dan Ma'juj masih menimbulkan perdebatan. Ada yang menyebut mereka sebagai bangsa Tartar, Mongol, Cina, dan sebagainya.

Ada pula yang menganggap Ya'juj dan Ma'juj sebagai nenek moyang bangsa Turki. Namun demikian, identitas mereka sesungguhnya hanya Allah SWT yang tahu.

Ibnu Katsir menerangkan, Ya'juj dan Ma'juj adalah keturunan Adam AS. Silsilah mereka dikatakan berasal dari keturunan Yafits bin Nuh AS. Dalam Al-Quran dikisahkan, Ya'juj dan Ma'juj diisolasi oleh tembok atau benteng logam yang dibangun Zulkarnain.

Meski mereka masih berasal dari jenis manusia, Ya'juj dan Ma'juj mempunyai ciri khas yang membuat mereka tampak berbeda dari manusia pada umumnya. Dalam satu hadis Nabi SAW disebutkan, Ya'juj dan Ma'juj memiliki muka yang lebar, mata yang kecil (sipit), dan warna putih di rambut atas mereka.

Bentuk wajah mereka dikatakan mirip perisai (HR Imam Ahmad). Mereka juga nyaris tidak memiliki kemampuan untuk memahami bahasa atau perkataan yang dituturkan manusia.

Syekh Ibnu Baz rahimahullah dalam kitab kumpulan fatwanya menuliskan, Ya'juj dan Ma'juj akan muncul di akhir zaman, yaitu setelah keluarnya Dajjal dan turunnya Nabi Isa bin Maryam AS.

Jumlah Ya'juj dan Ma'juj juga terbilang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari tempat persembunyiannya, seakan-akan terlihat seperti air bah yang mengalir. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disiratkan bahwa populasi manusia biasa dibandingkan Ya'juj dan Ma'juj adalah 1:999 (satu berbanding sembilan ratus sembilan puluh sembilan).

Sementara, hadis yang diriwayatkan oleh an-Nuwas RA mengungkapkan, ketika Allah SWT mengeluarkan Ya'juj dan Ma'juj dari tempat persembunyiannya, mereka segera turun dengan cepat dari bukit-bukit yang tinggi. Selanjutnya, gerombolan atau barisan pertama dari mereka melewati Danau Thabariyah dan kemudian meminum habis semua air dalam danau tersebut (HR Muslim 2937/110, at-Tirmidzi 2240 Abu Dawud 4321, Ibnu Majah 4075).

Allah SWT berfirman, "Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan (apabila) sudah dekat kedatangan janji yang benar (kiamat), tiba-tiba terbelalaklah mata orang kafir. (Mereka berkata): 'Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian mengenai ini, bahkan kami adalah orang yang zalim'," (QS: al-Anbiya : 96-97).

Lepasnya Ya'juj dan Ma'juj dari tempat persembunyian mereka merupakan salah satu tanda semakin dekatnya hari kiamat. Ketika mereka menguasai dunia, tidak ada yang sanggup menghentikan mereka, termasuk kaum Muslimin yang pada saat itu hidup bersama Nabi Isa AS.

Untuk menghancurkan Ya'juj dan Ma'juj, Allah SWT mengirim sejenis ulat untuk menyerang leher mereka sehingga menyebabkan mereka binasa. Mayat-mayat mereka lantas bergelimpangan dan bau busuk menyengat. Untuk membersihkan itu semua, Allah SWT lalu mengirim burung-burung untuk mengangkuti mayat-mayat tersebut, serta mengirim hujan untuk membersihkannyac,

raja edan,minta abu nawas menangkap angin dan memenjarakanya

Masuk Angin, Raja Minta Abu Nawas Menangkap dan Memenjarakan Angin
Begitu terbuka Baginda mencium bau busuk. Ilustrasi/Ist

ABU-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami (756-814) dikenal sebagai Abu-Nawas. Ia seorang pujangga Arab. Dilahirkan di kota Ahvaz, Persia. Darah Arab dan Persia mengalir di tubuhnya.

Abu Nawas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik ia digambarkan sosok yang bijaksana sekaligus kocak. Dia juga dianggap sebagai sufi. Cerita berikut dinukil dari Kisah Seribu Satu Malam. (Baca jugaAbu Nawas Menyanggupi Memindahkan Istana Raja ke Atas Gunung)

Tidak ada henti-hentinya. Tidak ada kapok- kapoknya. Baginda selalu memanggil Abu Nawas untuk dijebak dengan berbagai pertanyaan atau tugas yang aneh-aneh. Hari ini Abu Nawas juga dipanggil ke istana.

Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman. "Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin," kata Baginda Raja memulai pembicaraan.

"Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil," tanya Abu Nawas.

"Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya," kata Baginda.

Abu Nawas hanya diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. la tidak memikirkan bagaimana cara menangkap angin nanti tetapi ia masih bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar-benar angin.

Karena angin tidak bisa dilihat. Tidak ada benda yang lebih aneh dari angin. Tidak seperti halnya air walaupun tidak berwarna tetapi masih bisa dilihat. Sedangkan angin tidak.

Baginda hanya memberi Abu Nawas waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu Nawas pulang membawa pekerjaan rumah dari Baginda Raja.

Abu Nawas tidak begitu sedih. Karena berpikir sudah merupakan bagian dari hidupnya, bahkan merupakan suatu kebutuhan, ia yakin bahwa dengan berpikir akan terbentang jalan keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi. Dan dengan berpikir pula ia yakin bisa menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan terutama orang-orang miskin. Karena tidak jarang Abu Nawas menggondol sepundi penuh uang emas hadiah dari Baginda Raja atas kecerdikannya.

Tetapi sudah dua hari ini Abu Nawas belum juga mendapat akal untuk menangkap angin apalagi memenjarakannya. Sedangkan besok adalah hari terakhir yang telah ditetapkan Baginda Raja. Abu Nawas hampir putus asa. Ia benar-benar tidak bisa tidur walau hanya sekejap.

Mungkin sudah takdir, kayaknya kali ini Abu Nawas harus menjalani hukuman karena gagal melaksanakan perintah Baginda, ia berjalan gontai menuju istana.

Di sela-sela kepasrahannya kepada takdir ia ingat sesuatu, yaitu Aladin dan lampu wasiatnya.

"Bukankah jin itu tidak terlihat?" Abu Nawas bertanya kepada diri sendiri. la berjingkrak girang dan segera berlari pulang. Sesampai di rumah ia secepat mungkin menyiapkan segala sesuatunya kemudian menuju istana.

Di pintu gerbang istana Abu Nawas langsung dipersilahkan masuk oleh para pengawal karena Baginda sedang menunggu kehadirannya.

Dengan tidak sabar Baginda langsung bertanya kepada Abu Nawas. "Sudahkah engkau berhasil memenjarakan angin, hai Abu Nawas?"

"Sudah Paduka yang mulia." jawab Abu Nawas dengan muka berseri-seri sambil mengeluarkan botol yang sudah disumbat. Kemudian Abu Nawas menyerahkan botol itu.

Baginda menimang-nimang botol itu. "Mana angin itu, hai Abu Nawas?" tanya Baginda.

"Di dalam, Tuanku yang mulia," jawab Abu Nawas penuh takzim.

"Aku tak melihat apa-apa," kata Baginda Raja.

"Ampun Tuanku, memang angin tak bisa dilihat, tetapi bila Paduka ingin tahu angin, tutup botol itu harus dibuka terlebih dahulu," kata Abu Nawas menjelaskan.

Serta merta Banginda membuka tutup botol itu. Begitu terbuka Baginda mencium bau busuk. Bau kentut yang begitu menyengat hidung.

"Bau apa ini, hai Abu Nawas?!" tanya Baginda marah.

"Ampun Tuanku yang mulia, tadi hamba buang angin dan hamba masukkan ke dalam botol. Karena hamba takut angin yang hamba buang itu keluar maka hamba memenjarakannya dengan cara menyumbat mulut botol," kata Abu Nawas ketakutan.

Tetapi Baginda tidak jadi marah karena penjelasan Abu Nawas memang masuk akal. Dan untuk kesekian kali Abu Nawas selamat.


29 April 2020

kim jung un,bawa perawan buat pesta


Bawa Belasan Perawan Pakai Kereta Anti Peluru, Kim Jong Un Diduga Pesta Ria di Resort Mewah
Gadis-gadis perawan yang dibawa Kim Jong Un jika melakukan perjalanan
Kim Jong Un yang disebut-sebut sudah meninggal dunia pasca menjalani operasi jantung diduga masih hidup dan tengah berpesta ria di kawasan kota resor pantai Wonsan.

Dugaan itu muncul setelah kereta api yang biasanya digunakan sebagai kendaraan dinas Kim Jong Un terlihat di kawasan itu.

Dalam gambar satelit yang dirilis think thank 38North dalam web site-nya terungkap, kereta terlihat pada 21 dan 23 April.

Meski gambar satelit itu tak bisa menunjukkan keberadaan Kim, namun sangat diyakini dia berada di kota tersebut.

Kereta api itu sendiri adalah kendaraan yang tak setiap saat dipakai oleh Kim Jong Un.

Ia menggunakan kendaraan itu dalam acara-acara penting saja. Misalnya, saat berkunjung ke China, Vietnam atau Rusia.

Kereta api yang kerap dijuluki "KimJong Un Ekspress" sendiri bukanlah kereta api biasa.

Namun kereta api mewah yang seluruh bagian gerbongnya tahan peluru.

Selain itu, Kereta api mewah ini disebut-sebut bisa mengangkut sepasukan kecil pengawal dan memiliki gerbong anti-peluruyang bisa melindungi sang pemimpin besar.

Sebelum digunakan Kim Jong Un, kereta ini juga pernah digunakan Kom Jong Il, saat berkunjung ke China.

Konon saat itu semua kemewahan ada di dalam kereta itu seperti lobster, anggur Perncis, hingga para perempuan penghibur.

Gerbong-gerbong kereta ini dilapisi baja dan jendela gelap agar tidak terlihat wajah penumpangnya.

Sehingga, tak ada yang tahu apakah Kim Jong Un benar-benar berada di dalam kereta api tersebt.

Kereta yang memiliki 21 gerbong itu dilengkapi dengan ruang konferensi yang dicat serba putih, kereta makan, dan tempat khusus untuk beristirahat.

Sebagian gerbong dilengkapi kursi berlapis kulit berwarna merah muda, televisi layar lebar, serta tirai berwarna gading.

Kereta api ini juga dilengkapi dengan telepon satelit sehingga Kim Jong Un bisa terus mendapatkan informasi dan bisa berkomunikasi selama dalam perjalanan.

Kim Jong Un didampingi sejumlah petinggi Korut di kereta api mewahnya
Kim Jong Un didampingi sejumlah petinggi Korut di kereta api mewahnya (tribunpekanbaru.com)

Selain itu, Kim Jong Un juga membawa belasan gadis perawan dalam perjalanan kereta api itu.

Gadis-gadis perawar itu akan diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk memeriksa apakah mereka masih perawan.

Jika diterima, mereka diberi honor sebesar Rp 28 juta - jumlah besar di Korea Utara -

Gadis-gadis ini dikenal sebagai 'Gippeumjo'.

Selama perjalanan, mereka dibawa pergi untuk melayani pemimpin negara itu.

Di kereta api, Kim Jong Un, terdapat juga satu gerbong kereta yang dijadikan tempat khusus membawa mobil Mercerdes-Benz anti-peluru milik Kim Jong Un.

"Kereta pribadi Kim Jong Un sudah pasti memiliki interior mewah dan fasilitas terbaik," kata Ahn Byung-min, analis senior di Institut Transportasi Korea kepada Reuters.

"Di China kereta api ini bisa melaju hingga 80m kilometer per jam. Bandingkan dengan kecepatan maksimal di Korut yang hanya 45 kilometer per jam," tambah Ahn.

Tahun lalu, Kim Jong Un dan istrinya, Ri Sol Ju juga menggunakan kereta api ini saat berkunjung ke China.

Menurut laporan harian Chosun Ilbo pada 2009, Kim Jong Il selalu menggunakan tiga kereta api dan dia selalu berada di kereta api di bagian tengah.

Kereta api terdepan membawa 100 pengawal yang memeriksa dan memastikan keamanan tiap stasiun yang dilewati.

Kereta yang menyusul kemudian adalah yang digunakan Kim Jong Il dan kereta ketiga membawa pengawal serta perbekalan.

Tak hanya itu, rombongan ini biasanya juga diawasi helikopter dan pesawat militer untuk mencegah ancaman potensial.

Kontantin Pulikovsky, seorang pejabat Ruia yang pernah menemani Kim Jong Il di dalam kereta api itu dalam perjalanan tiga pekan melintasi Rusia pada 2001 membagi pengalamannya.

Seperti yang dimuat harian The New York Times, para penumpang kereta api itu dijamu makanan Rusia, China, Korea, Jepang, dan Perancis.

Pulikovsky menambahkan, di kereta api itu juga tersedia lobster hidup dan berbagai makanan segar.

Selain itu anggur Perancis juga tersedia diterbangkan langsung dari Bordeaux dan Burgundy. (Dailymail )

27 April 2020

kisah cinta ali bin abi thalib,mengejar cinta fatima

alex-hudson-XsJ3T6jyIjY-unsplash.jpg

Berbicara soal kisah cinta romantis dalam Islam. Sebuah kisah cinta yang datang dari putri bungsu Rasulullah SAW, Fatima Az Zahra dan Ali bin Abi Thalib yang tak lain adalah Khulafaur Rashidin ke-4 dan putra dari Abu Thalib.

Kisah cinta ini bermula ketika pintu hati Ali terketuk saat pertama kali melihat Fatima mengobati luka ayahnya, Nabi Muhammad SAW yang sedang terluka parah akibat berperang.

Dari kejadian itulah, Ali bertekad untuk meminang Fatima. Namun, perjalanan cinta yang ingin Ali dapatkan tidak semulus apa yang diharapkan. Berkali-kali hati Ali hancur setelah mengetahui wanita pujaannya dilamar oleh beberapa pria.Tetapi, dalam kisah yang kita tahu Ali lah pemenangnya.

Ketika Fatima berusia sekitar lima tahun, ia harus bersedih karena ditinggal oleh sang ibunda, Siti Khadijah. Di saat itu pula, Nabi Muhammad SAW mengambil tugas menjadi seorang ayah sekaligus ibu untuk Fatima. Kematian sang ibunda telah menciptakan kekosongan dalam hidup Fatima, tetapi sang ayah mengisinya dengan cinta dan kelembutan.

Saat Fatima beranjak dewasa, ada dua sahabat Nabi Muhammad SAW yang ingin menjodohkan Fatima dengan anak mereka. Namun, Nabi Muhammad SAW berkata, "Masalah pernikahan Fatima ini, ada di tangan Allah SWT sendiri, dan Dia sendiri yang akan memilih pasangan untuknya."

Suatu ketika, ada seorang pria yang mempunyai kedudukan tinggi di mata Allah SWT dan Nabi. Pria tersebut adalah Abu Bakar As Shidiq yang memberanikan diri menghadap Nabi Muhammad SAW dengan mengutarakan hatinya untuk mempersunting Fatima. Mendengar hal ini, hati Ali hancur, kebahagiaannya telah sirna seketika Fatima dilamar oleh Abu Bakar yang merupakan seorang saudagar. Dibandingkan dengan Ali, dirinya tidak ada apa-apanya, ia tetaplah pemuda miskin dari keluarga miskin.

Tapi ternyata, hal mengejutkan terjadi. Fatima menolak pinangan Abu Bakar. Seketika, Ali kembali punya harapan dan kembali mempersiapkan diri.

Sayangnya, ujian cinta Ali tidak berhenti di situ. Keceriaan dan ketenangan di hati Ali kembali sirna mendengar kabar Fatima kembali di lamar oleh seorang pria yang juga memiliki kedudukan tinggi di mata Allah SWT dan Nabi. Pria itu adalah Umar bin Khatab. Dengan gagah dan memiliki segalanya, Umar menghadap Nabi Muhammad SAW untuk mempersunting Fatima.

Beruntung sekali, tadir sepertinya memang akan mempersatukan Ali dan Fatima. Hati Ali kembali memiliki sekumpulan harapan setelah tahu Fatima menolak lamaran Umar. Namun, kebahagiaan itu bukanlah sepenuhnya kebahagiaan. Hati Ali merasa gundah dengan kenyataan yang terjadi. Ia berpikir, kedua pria yang memiliki kedudukan tinggi di mata Allah SWT juga Nabi saja ditolak oleh Fatima, apalagi dengan dirinya yang tidak punya apa-apa.

Kondisi inilah yang membuat Ali seperti orang yang putus asa dan pasrah. Ia berharap Allah SWT akan berbaik hati kepadanya. Memberikan Fatima untuk dijadikan seorang istri.

Dalam sebuah riwayat dikatakan ketika Ali berbicara dengan Abu Bakar, "Wahai Abu Bakar, engkau telah membuat hatiku yang sebelumnya tenang menjadi goncang. Engkau telah mengingatkanku akan sesuatu yang sudah aku lupakan. Demi Allah, aku menghendaki Fatimah. Tapi, yang menjadi penghalang satu-satunya bagiku ialah karena aku tidak mempunyai apa-apa untuk memberanikan diri datang padanya."

Abu Bakar tersentuh dengan penyataan Ali, lantas ia pun berkata, "Wahai Ali, janganlah engkau berkata demikian. Bagi Allah dan RasulNya, dunia dan seisinya ini hanyalah ibarat debu-debu bertaburan belaka."

Mendengar pernyataan Abu Bakar, Ali lantas memberanikan diri menghadap Nabi Muhammad SAW dan segera mengutarakan isi hati yang sudah lama ia pendam.

Dengan penuh harap dan keyakinan, tanpa ragu Ali pun datang untuk meminang Fatima Az Zahra. Namun, ketika berkunjung, Ali ditanya perihal mahar untuk Fatima. Ali yang tidak punya apa-apa hanya menjawab mempunyai baju besi, pedang, dan seekor unta.

Mendengar jawaban Ali, Nabi Muhammad SAW mengatakan,

"Tentang pedangmu, engkau tetap memerlukannya untuk meneruskan perjuangan di jalan Allah. Dan untamu, engkau tetap memerlukannya untuk mengambil air bagi keluargamu juga bagi dirimu sendiri. Engkau tentunya memerlukannya untuk melakukan perjalanan jauh. Oleh karena itu, aku hendak menikahkanmu dengan mas kawin baju besi milikmu. Aku bahagia menerima barang itu darimu Ali. Engkau wajib bergembira sebab Allah lah sebenarnya yang maha tahu lebih dulu. Allah lah yang telah menikahkanmu di langit lebih dulu sebelum aku menikahkanmu di bumi."(HR. Ummu Salamah)

Dan Ali pun menikahi Fatima dengan menggadaikan baju besi miliknya. Rasa syukur tidak berhenti Ali ucapkan karena Allah SWT telah mendengar doa dan harapannya untuk menjadikan Fatima sebagai istri di dunia dan akhirat. Sejak awal, takdir sepertinya memang sudah mempersatukan mereka. Kehancuran hati Ali di perjalanan cintanya adalah sebuah ujian cinta yang harus dijalani. Buah manis telah dipetik dan Ali pun pemenang atas hati Fatima.

Pernikahannya dengan Ali bin Abi Thalib dikarunia dua orang putra bernama Hassan dan Husain.

Ini adalah bentuk komitmen yang sempurna sehingga Allah SWT memberikan balasan yang begitu indah. Itulah bentuk cinta yang didasari oleh keberanian, kesabaran, komitmen, dan keikhlasan cinta.

Semoga kisah ini dapat menginspirasi bagi semua umat Muslim yang sedang menjalani ibadah puasa.n

5 peperangan yang terjadi di bulan Ramadhan,yang penuh makna

Bulan Ramadan merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu bagi umat muslim. Selain menjalankan puasa wajib, bulan yang penuh dengan keberkahan ini selalu dinanti lantaran berbagai ibadah akan ditimpali dengan balasan pahala yang berlipat ganda. Namun di balik keberkahan dan berlimpahnya pahala, bulan ke 9 dalam kalender Hijriah ini juga menjadi saksi atas berbagai perstiwa dahsyat yang terjadi di masa lampau, lho. 

Jika menenggok ke masa lalu, banyak peristiwa bersejarah terjadi di bulan yang suci ini. Turunnya kitab suci Alquran yang menjadi petunjuk bagi umat muslim menjadi salah satu contoh peristiwa di antara banyak peristiwa bersejarah lainnya yang terjadi di bulan ini. Selain itu, di bulan ini pula terjadi beberapa peperangan bersejarah. Peristiwa tersebut juga meninggalkan pengetahuan serta makna mendalam. Nah, untuk menambah pengetahuan kamu tentang sejarah Islam, ini rangkuman dari 5 perang yang terjadi di bulan Ramadan.

1. Perang Badar

Penuh Makna, Ini Sejarah 5 Peperangan yang Terjadi di Bulan Ramadan

Perang yang mempunyai nama lain Ghazwah Badr al-Kubra merupakan perang pembeda lantaran perang ini membawa kemenangan besar pertama bagi kaum muslimin. Perang yang menandai awal kejayaan Islam ini merupakan peperangan melawan kaum Quraisy, yaitu kaum yang sebelumnya menindas dan berperilaku buruk kepada orang-orang muslim. Saat perang terjadi, pasukan muslim yang berjumlah 313 orang melawan 1000 pasukan Quraisy. 

Jika dilihat dari angka pasukan yang bertarung, mungkin sangat sulit bagi kaum muslim untuk memenangkan perang ini. Namun, berkat kedisplinan, bantuan para malaikat, serta mukjizat Allah, perang ini berhasil ditaklukan oleh umat muslim dengan menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy yang kemudian mundur dalam kekacauan. Perang yang berlangsung selama dua jam ini terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun 2 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 13 Maret 624 Masehi.

2. Pembebasan kota Makkah

Penuh Makna, Ini Sejarah 5 Peperangan yang Terjadi di Bulan Ramadan

Terjadi pada tanggal 20 Ramadan tahun 8 Hijriyah, perang dengan nama lain Fathu Mekah ini juga dimenangkan oleh umat muslim. Perang ini terjadi karena kaum Quraisy melanggar perjanjian Hudaibiyah dan mereka bersekongkol dengan kabilah lainnya untuk memerangi orang-orang yang berdamai dengan Rasullah. Dalam perang ini, Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada 10.000 pasukan muslim untuk tidak memulai menyerang sebelum diserang terlebih dahulu oleh pasukan Quraisy. 

Dengan dimenangkannya pertempuran ini, maka cita-cita umat muslim untuk bisa menduduki kota Makkah menjadi terealisasi. Pasca perang yang dipimpin oleh Khalid bin Walid itu, Nabi Muhammad SAW juga memerintahkan untuk menghancurkan berhala di sekitar Kabah yang berjumlah 360 buah.

3. Pertempuran Ain Jalut

Penuh Makna, Ini Sejarah 5 Peperangan yang Terjadi di Bulan Ramadan

Pertempuran yang berlangsung di Palestina ini berawal dari ambisi Hulagu Khan (Hulega), cucu Genghis Khan, yang berniat menaklukkan Mesir dan Maghribi. Hulagu mengirim kurir untuk mengantarkan surat yang berisikan ancaman kepada Saifuddin al-Qutuz selaku penguasa wilayah Mesir saat itu. Namun, Sultan Qutuz menolak tunduk kepada kekuasaan Hulagu dan membalas ancaman tersebut dengan perlawanan. Dari pembalasan surat berisi ancaman tersebutlah perang dimulai. 

Setelah bertempur habis-habisan, akhirnya perang yang terjadi pada 25 Ramadan tahun 658 Hijriyah ini dimenangkan oleh Sultan Qutuz beserta dengan pasukannya. Kekalahan yang dialami oleh bangsa Mongol ini seolah melunturkan mitos mengenai kedigdayaan kaum Mongol yang tak akan pernah kalah dalam menaklukan daerah Islam.

4. Pertempuran Tanduk Hittin

Penuh Makna, Ini Sejarah 5 Peperangan yang Terjadi di Bulan Ramadan

Pertempuran yang dikenal dengan nama perang pembebasan Palestina ini terjadi di lembah Hittin, Palestina. Pertempuan Hittin adalah bagian penting dari periode sejarah Perang Salib. Pada perang ini, pasukan muslim yang dipimpin oleh Shalahuddin Ayyubi berhasil mengalahkan tentara Salib dari kerajaan Yerusalem. Dalam memenangkan pertempuran ini, Shalahuddin membuat dan menjalankan strateginya dengan benar serta tepat. 

Strategi yang dijalankan oleh Shalahuddin adalah dengan memancing Pasukan pimpinan Guy de Lusignon, yaitu tentara Salib, untuk pergi ke sebuah lembah bernama Hittin. Untuk mengunjungi lembah tersebut, tentara Salib harus menyeberangi lembah-lembah Galilea di tengah teriknya matahari saat musim panas. Kondisi tersebut membuat pasukan Salib kelelahan karena membawa peralatan tempur yang sangat besar. Di saat-saat itulah Shalahuddin mengirimkan pasukan kavaleri untuk membuntuti tentara Salib dari kejauhan. Dari strateginya itu, akibatnya tak kurang dari 10 ribu tentara Salib binasa karena dikepung oleh pasukan Shalahuddin dan berhasil memenangkan pertarungan.

5. Pertempuran Guadalete

Penuh Makna, Ini Sejarah 5 Peperangan yang Terjadi di Bulan Ramadan

Pertempuran yang memanas di sekitar sungai Guadalete di wilayah paling selatan Al Andalus ini terjadi pada tanggal 19 Juli 711 Masehi atau tepat pada 28 Ramadan 92 Hijriah. Perang ini berlangsung antara pasukan Thariq bin Ziyad yang melawan pasukan Visighotic, Raja Roderic. Pertempuran ini merupakan misi dari Tariq selaku jenderal dari dinasti Umayyah untuk menaklukkan wilayah Andalusia. Tariq yang membawa 12.000 pasukan melawan pasukan kerajaan Visigoth yang dipimpin oleh Raja Roderic dengan jumlah pasukan sebanyak 40.000 orang. 

Kuantitas tak menentukan kualitas, pertempuran ini dimenangkan oleh Tariq dan pasukannya yang hanya berjumlah 1/3 dari jumlah pasukan Raja Roderic. Dengan kemenangan yang diperoleh oleh Tariq dan pasukannya, agama Islam mulai menyebar di tanah Eropa yang sebelumnya dikuasai oleh kerajaan-kerajaan besar Kristen. Kemenangan ini juga membuat agama Islam bertahan selama 8 abad di wilayah Andalusia.z

mengapa memcaba surah at-Taubat tidak diawali dengan bismilah

Membaca Alquran surah at-Taubah (Ilustrasi)
Membaca Alquran surah at-Taubah (Ilustrasi)

 Seperti kita ketahui, dalam Alquran hanya surah at-Taubah yang tanpa diawali dengan bacaan Basmalah. Alhasil, kita bila ingin membaca surah tersebut hanya perlu membaca ta'awwuz--"audzubillah himinasyaitonirrajim."

Mengapa demikian?

Pertama-tama, Sebelum membaca Alquran--surah apa pun--kita memang diperintahkan untuk membaca ta'awwuz terlebih dahulu. Perintah ini ditegaskan dalam Alquran surah an-Nahl ayat 98. Artinya, "Apabila kamu membaca Alquran, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari (godaan) setan yang terkutuk."

Adapun basmalah, memang hanya surah at-Taubah (sering pula disebut sebagai surat Bara'ah) yang tak diawali dengan "Bismillahirrahmanirrahim."

Karena itu, para ulama qira'at umumnya bersepakat, tidak membaca basmalah pada awal surah tersebut. Memang, ada juga yang membolehkannya, setelah menganalisis sebab tidak dicantumkannya basmalah pada surah at-Taubah.

Pertama, karena surah tersebut mengandung ancaman kepada orang-orang musyrik. Padahal, basmalah mengandung makna rahmat. Maka, tak wajar bila membaca basmalah untuk ayat-ayat yang ditujukan kepada mereka.

Beberapa ulama membolehkan membaca basmalah sebelum surah at-Taubah bila bersandar pada alasan ini saja. Sebab, tak dibacanya basmalah itu hanya khusus bagi orang-orang musyrik yang memang tidak wajar memperoleh rahmat. Adapun kaum Muslimin yang membaca surah tersebut, maka rahmat dapat diperoleh sehingga membaca basmalah insya Allah mengantarkan pada meraih berkat-Nya.

Kedua, tidak dicantumkannya basmalahpada awal surah kesembilan itu adalah karena at-Taubah diduga sebagai kelanjutan daripada surah al-Anfaal (surat kedelapan).

Jika memang surah Bara'ah merupakan lanjutan surat sebelumnya, maka tidak ada alasan untuk melarang membaca basmalah pada awal surah Bara'ah. Sebab, tidak ada halangan atau larangan membaca basmalahpada awal setiap juz yang biasanya merupakan pertengahan (lanjutan) dari satu surah. Akan tetapi, pendapat ini tidak didukung oleh banyak ulama.

Bagaimana bila mulai membacanya pada pertengahan (bukan awal) surah?

Di sini, para ulama berbeda pendapat. Menurut pakar qiraat Ibnul Jazri (wafat 833 H) dalam bukunya An-nasyr fi l-qiraat al-'asyr, mayoritas ulama-ulama Irak membaca basmalah ketika memulai membaca Alquran pada pertengahan surah. Adapun mayoritas ulama di Maroko, Tunis dan Andalusia, tidak membacanya.

Atas dasar itu, membaca Basmalah pada pertengahan surah at-Taubah diperbolehkan. Ini bukan dalam konteks semata-mata membaca surah tersebut, melainkan dalam konteks memenuhi anjuran Nabi Muhammad SAW. Yakni, memulai setiap pekerjaan dengan basmalah.Sabda beliau: ''Setiap persoalan penting yang tidak dimulai dengan Bismillahirahmanirrahim, maka persoalan tersebut cacat,.

Source: Tanya jawab fikih Koran Republika bersama Quraish Shihab

cara penulisan berita yang baik dan benar,menurut kaidah berita



berita 5W1H
Teknik Penulisan Berita yang Baik dan Benar sesuai dangan Kaidah Jurnalistik --5W1H plus Piramida Terbalik.

SETIAP kali tampil sebagai pembicara di sebuah pelatihan jurnalistik, saya hampir selalu diminta membuka website instansi asal peserta dan diminta memberi masukan.

Saya suka ambil sampel berita terbaru yang ada di situs web itu. Umumnya, berita yang dibuat staf humas instansi/perusahaan yang dimuat di websitenya dimulai dengan unsur waktu (when).

Saya kasih contoh, sumbernya gak disebutin ya, takut kena pasal "pencemaran nama baik" :)
Pada hari Selasa, 1 September 2015, Lembaga XXXXX melalui Seksi Bidang XXXXX menyelenggarakan SeminarXXXXX yang bertempat di Ruang Auditorium XXXX Jakarta.
Saya katakan, berita yang diawali dengan unsur waktu sangat langka. Saya lalu buka beberapa situs berita untuk menunjukkan betapa tidak lazimnya sebuah berita dimulai dengan unsur waktu, apalagi menggunakan kalimat "pada hari...".

Secara bergurau, saya bilang, penulis berita sangat  terpengaruh oleh lirik lagu anak-anak, semasa kecil, yaitu "pada hari Minggu kuturut ayah ke kota/ naik delman istimewa kududuk di muka/" (Naik Delman).


Contoh berita di sebuah situs web instansi pemerintah itu sangat khas, tipikal berita di situs-situs lembaga/instansi.

Mari kita edit berita tersebut menjadi berita yang baik dan benar sesuai dengan kaidah jurnalistik:
Lembaga XXXXX menyelenggarakan SeminarXXXXX Selasa 1 September 2015 di Ruang Auditorium XXXX Jakarta.
Lembaga XXXXX menyelenggarakan SeminarXXXXX Selasa (1/9/2015) di Ruang Auditorium XXXX Jakarta.
Bagaimana? Lebih enak dibaca dan lebih efektif 'kan? Penyuntingan dilakukan pada dua segi:
  1. Kalimat -- dibuat lebih efektif, efisien, sesuai dengan kaidah bahasa jurnalistik (esp. hemat kata), dengan memotong (cutting) kata "pada hari" dan "yang bertempat". Pembaca sudah paham, Selasa itu nama hari, dan Auditorium itu nama tempat. Jadi, gak usah lagi dikasih "pada hari" dan "yang bertempat".
  2. Susunan unsur berita 5W1H --unsur waktu (when) di depan dipindahkan ke tengah atau ke belakang dan mengedepankan unsur subjek/pelaku (who).

Pedoman Menulis Berita: 5W1H plus Piramida Terbalik

Secara "teknis", menulis berita itu melaporkan peristiwa dengan menyusun unsur atau elemen berita yang terangkum dalam istilah 5W+1H:
  • Who - Pelaku, subjek. Siapa? Siapa yang melakukan? Siapa yang mengadakan? Siapa yang terlibat? Biasanya nama orang atau lembaga.

penjaga rumah allah kerndahan hati Abdul muthalib

Kakbah di masa lalu
Kakbah di masa lalu ,Ahmad FuadyFaculty of  Medicine, Universitas Indonesia

Sepasukan tentara, siang itu, tiba di Al Maghmas –sebuah daerah tak jauh di pinggiran kota Mekkah. Bekas debu Yaman di pakaian mereka hampir hilang setelah menempuh perjalanan panjang hingga ke Thaif, dan kini menjelang Mekkah. Satu per satu tentara turun merampas ternak yang ada di sekelilingnya, termasuk dua ratu unta milik Abdul Muthallib, seorang terpandang di kota Mekkah.

Abrahah, pemimpin pasukan itu, tengah memberi umpan, menarik pelatuk keresahan orang-orang Mekkah. Pasukannya dalam rombongan besar jelas tak akan mampu dilawan oleh orang-orang Quraisy yang menjaga Ka’bah meski tak lihai berperang. Ketika seorang lelaki bernama Hannatah al Himyari diutus Abrahah untuk mencari Abdul Muthallib, kerendahan diri orang-orang Quraisy terpancar jelas.

“Kami tidak berniat untuk memeranginya. Kami juga tidak mempunyai kekuatan untuk itu,” jawab Abdul Muthallib.

Kedatangan Abrahah ke Mekkah adalah upaya destabilisasi konstruksi keagamaan global pada masa itu. Mekkah, bersama Ka’bah, sejak lama dicemburui banyak kaum karena selalu menjadi pusat perhatian umat seluruh dunia sebagai tempat ibadah suci.

Mekkah dan Ka'bah juga menjadi pusat perdagangan dan wisata religi yang paling menguntungkan dengan banyaknya orang yang hilir mudik berziarah. Quraisy, suku utama yang tinggal di radius paling dekat dengan Ka’bah, adalah penikmat gelimang keuntungan dari itu semua.

Kaum Ghassan pernah mendirikan rumah ibadah suci di Hira. Abrahah pun, setelah menguasai Yaman, membangun sebuah rumah suci semacam gereja yang super besar dan didaulatnya sebagai pusat keagamaan baru dunia di Sana’a (1). Segala cara ia lakukan untuk mengubah arus konstelasi ziarah dunia dan memindahkan pusat perhatian agama dari Mekkah ke Sana’a.

Pertarungan politik-agama semacam ini tak lekang oleh zaman –dalam konteks dan skalanya masing-masing. Masing-masing kelompok berebut pengaruh: siapa yang paling besar daya tariknya. Tuhan dan spiritualitas dimarjinalkan, lalu digantikan oleh rasa dahaga terhadap legitimasi kekuasaan dan ekonomi. Pengajian tak lagi menjadi sumur jernih untuk mendekat kepada Rabb, tetapi ruang untuk menepuk-nepuk dada sendiri sebagai yang terhebat dan terbaik, sekaligus menjelek-jelekkan kelompok lain yang dianggap tak murni, tak putih, tak lurus, dan tak benar.

Masjid barangkali didirikan secara megah dengan arsitektur mewah, tetapi menjadi sekadar daya tarik bisnis. Kumpulan orang yang datang, serobongan peziarah yang berwisata. Bahkan, jalur-jalurnya telah dipetakan dalam paket-paket wisata religi. Lengkap dengan kompleks pemakaman, hotel dan wisma, toko pernik oleh-oleh, lokasi pemandangan, dan para juru dakwah yang menjadi pemandunya.

Abrahah, dan para pendahulunya, telah memulai perkara geser-menggeser magnet politik-agama. Sialnya, niat menjadikan Sana’a sebagai pusat keagamaan baru dunia terlacak dan tak disukai orang-orang Arab,an.

Viral Ustad ini bliang onani siang haritidak batalkan puasa.macam mana ini ustad

Sebuah video viral di jagat maya, Salah seorang daih yang biasa dipanggil Ustad Yazid mengatakan bahwa onani di siang hari saat puasa tidak membatalkan puasa.

Dia mengatakan bahwa, memang mayoritas ulama beranggapan onani membatalkan puasa, tetapi ada beberapa ulama yang juga beranggapan onani tidak membatalkan puasa.

“Istimna (Onani) ini kalau jumhur ulama berpendapat batal,” kata Yazid dalam vudeo tersebut.

“Tetapi imam ibnu Hazam Imam Assaukani dan Syekh Albani berpendapat bahwa itu tidak membatalkan puasa.” Tambahnya.

Di melanjutkan bahwa pendapat tidak membatalkan puasa ini pendapat yang kuat. Sebab menurutnya tidak ada dalil yang mengatakan onani saat puasa membatalkan. Dia mengklaim, onani saat puasa hanya dosa yang didapat, tetapi tidak membatalkan puasa.

“Dan ini kuat karena tidak ada dalil yang mengatakan batal. Dengan Istimna itu dia mengeluarkan mani dengan onani itu dia berdosa karena ngga ada keterangan atau mash atau dalil,” katanya.

Berbeda dengan pendapat Ustad Muhammad Abdullah Tuasikal. Dikutip dari Rumaysho, Tuasikal mengatakan onani saat puasa membatalkan puasa tersebut. Dia berpegang pada dalil hadis dari Bukhari.

?????? ?????????? ?????????? ?????????? ???? ???????
“Orang yang berpuasa itu meninggalkan syahwat, makan dan minumnya.” (HR. Bukhari no. 7492).
“Dan onani adalah bagian dari syahwat” tulis Tuasikal.

Kemudian, Ibnu Qudamah dalam Al Mughni berkata,

?????? ?????????? ???????? ?????? ?????? ?????????? ? ????? ???????? ???????? ???? ????? ???? ???????? ? ?????? ???????? ?????? ???????? ? ????????? ??? ??????? ??????????? ??? ???????? ???????????

“Jika seseorang mengeluarkan mani secara sengaja dengan tangannya, maka ia telah melakukan suatu yang haram. Puasanya tidaklah batal kecuali jika mani itu keluar. Jika mani keluar, maka batallah puasanya. Karena perbuatan ini termasuk dalam makna qublah yang timbul dari syahwat.”

Imam Nawawi dalam Al Majmu’ (6: 322) berkata, “Jika seseorang mencium atau melakukan penetrasi selain pada kemaluan istri dengan kemaluannya atau menyentuh istrinya dengan tangannya atau dengan cara semisal itu lalu keluar mani, maka batallah puasanya. Jika tidak, maka tidak batal.”

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata, “Jika seseorang memaksa keluar mani dengan cara apa pun baik dengan tangan, menggosok-gosok ke tanah atau dengan cara lainnya, sampai keluar mani, maka puasanya batal. Demikian pendapat ulama madzhab, yaitu Imam Malik, Syafi’i, Abu Hanifah, dan Ahmad. Sedangkan ulama Zhohiriyah berpendapat bahwa onani tidak membatalkan puasa walau sampai keluar mani. Alasannya, tidak adanya dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah yang membuktikan bahwa onani itu membatalkan puasa. Dan tidak mungkin kita menyatakan suatu ibadah itu batal kecuali dengan dalil dari Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sama halnya dengan pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Buya Yahya. Dia mengatakan bahwa onani saat puasa membatalkan. Dia menilai, onani adalah perbuatan dosa. Berpuasa artinya menahan diri sari perbuatan dosa.

“Yang mengeluarkan mani dengan sengaja, batal puasanya, dan onaninya saja sudah dosa, di bulan Ramadan dosa plus dosa. Membatalkan puasa saja dosa. Contoh membatalkan puasa dengan yang tanpa dosa. Contohnya makan, itu saja sudah dosa. Apalagi onani,  berarti membatalkan puasa dengan cara yang haram pula.” Ujar Buya Yahya.

Sumber: www.fin.co.id

Keistimewaan nabi dan rasul bisa Bicara langsung dengan Allah

Punya Keistimewaan, Nabi & Rasul Ini Bisa Bicara Langsung dengan Allah
Ilustrasi Nabi Muhammad SAW. Dapat berdialog dengan Allah SWT adalah dambaan bagi umat muslim di seluruh dunia. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk berkeluh kesah dan memanjatkan harapan kepada Allah SWT adalah dengan berdoa.

Namun, tidak dengan beberapa orang di muka bumi ini yang dijuluki dengan nabi dan rasul. Seorang nabi dan rasul ialah seorang manusia yang ditunjuk oleh Allah SWT untuk mengemban amanah yang mulia bagi umat manusia dengan diberikannya beberapa keistimewaan.

Salah satu keistimewaan tersebut ialah dapat berbicara langsung dengan Allah SWT.

1 dari 5 halaman

QS Al-Baqarah: 253

Di dalam Alquran, dijelaskan bahwa terdapat beberapa rasul yang diberi kelebihan untuk menunjukkan kepada manusia jalan kebenaran sesuai perintah Allah SWT. Ayat yang menjelaskan lebih lanjut mengenai keistimewaan tersebut adalah pada QS Al-Baqarah ayat 253 yang berbunyi:

"Tilkarrusulu fadh-dhalnaa ba'dhadum 'ala ba'dhin minhum man kallamallahu warafa'a ba'dhahum darajaatin waaatainaa 'iisaabna maryamal bai-yinaati wa-ai-yadnaahu biruuhil qudusi walau syaa-allahu maaqtatalal-ladzina min ba'dihim min ba'di maa jaa-athumul nai-yinaatu walakiniikhtalafuu faminhum man aamana waminhum man kafara walu syaa-allahu maaqtataluu walakinnallaha yaf'alu maa yuriid(u)"

Artinya:
"Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang (langsung) Allah berfirman dengannya dan sebagian lagi ada yang ditinggikan-Nya beberapa derajat. Dan Kami beri Isa putra Maryam beberapa mukjizat dan Kami perkuat dia dengan Rohulkudus.

Kalau Allah menghendaki, niscaya orang-orang setelah mereka tidak akan berbunuh-bunuhan, setelah bukti-bukti sampai kepada mereka. Tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman da nada (pula) yang kafir. Kalau Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Tetapi Allah berbuat menurut kehendak-Nya".

2 dari 5 halaman

Tafsir QS Al Baqarah:253

Dikutip dari Kementerian Agama Republik Indonesia, dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa di antara para rasul yang dipilih untuk memberikan jalan kebenaran di muka bumi, Allah membukakan kesempatan untuk berbicara langsung kepada-Nya tanpa perantara apapun termasuk malaikat Jibril.

Rasul yang dimaksud ini adalah Nabi Musa AS. Maka dari itu, Nabi Musa di sini dijuluki sebagai Kalimullah yang bermakna, Nabi yang diajak berbicara langsung oleh Allah SWT.

Selain itu, dalam ayat ini juga dijelaskan beberapa keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Isa AS dan Muhammad SAW untuk menyampaikan ajaran dan jalan kebenaran bagi umat manusia pada kala itu.

3 dari 5 halaman

Nabi Muhammad SAW

Dalam Alquran telah banyak disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul Allah yang terakhir untuk seluruh umat manusia, tidak seperti rasul-rasul sebelumnya yang hanya diutus Allah untuk suatu kaum tertentu.

Alquran menjadi mukjizat terbesarnya sekaligus pedoman yang sempurna bagi umat manusia pada kala itu hingga akhir zaman nanti. Nabi Muhammad SAW juga diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk dapat berbicara langsung tanpa melalui malaikat Jibril atau yang lainnya.

Dilansir dari akun Youtube Al-Bahjah TV, seperti yang dikatakan oleh Imam Nawawi, Imam Farrow, Imam Baqowi, dan Imam Qodiyat bahwasanya Nabi Muhammad SAW melihat dan berbicara kepada Allah SWT dengan mata kepala beliau yang suci.

Rasulullah berdialog dengan Allah secara langung pada saat peristiwa Isra Miraj yakni peristiwa perjalanan malam Rasulullah dari Mekah ke Masjid Aqsa dan naik ke arsy (langit ke tujuh). Diketahui bahwa pada peristiwa tersebut, Rasulullah mendapatkan perintah untuk shalat 50 waktu.

Kemudian, saat Rasulullah turun dari Arsy dia berdialog dengan Nabi Musa terkait dengan hal tersebut. Nabi Musa lantas memberikan pendapat agar Rasulullah meminta kepada Allah SWT agar jumlah waktu salat bagi umat manusia dikurangi. Kemudian Rasulullah kembali naik untuk berdialog dengan Allah SWT di Sidrotulmuntaha, tempat yang telah dipersiapkan khusus untuk Rasulullah SAW. Alhasil, Allah mengabulkan permohonan Rasulullah, dari salat 50 waktu menjadi lima waktu.

4 dari 5 halaman

Nabi Musa AS

Sama halnya dengan Rasulullah SAW, Nabi Musa AS juga mendapat keistimewaan untuk berdialog dengan Allah SWT secara langsung. Namun lain halnya dengan Rasulullah, Nabi Musa yakni berdialog dengan Allah ketika Nabi Musa sedang berada di Bukit Tursina.

Dikutip dari dream, Nabi Musa pada saat itu naik ke Bukit Tursina setelah menyempurnakan 40 malam dengan berpuasa dan beribadah di atas bukit tersebut.

Pada peristiwa inilah Allah SWT berfirman dan menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa AS.

"Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhannya telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah musa, 'Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.." (QS Al-A'raf: 143).

5 dari 5 halaman

Nabi Adam AS

Nabi Adam AS juga merupakan salah satu nabi yang diberi keistimewaan untuk berbicara langsung kepada Allah SWT. Hal ini lantaran Nabi Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah dan ditempatkan di surga bersama Hawa.

Setelah terusir dari surga dan diturunkan ke bumi karena godaan iblis, Nabi Adam AS pun mendapatkan pesan secara langsung dari Allah SWT. Dikutip dari Dream, Imam Ar Razi dalam kitab Tafsir Ar Razi menjelaskan bahwa Allah berpesan kepada Nabi Adam AS untuk selalu menyembah-Nya, adanya pembalasan di setiap perbuatannya dan keturunannya, perintah untuk berdoa, dan anjuran untuk berbuat baik kepada sesam,a.

Doa Menyembelih Ayam

Doa Menyembelih Ayam