Jauh sebelumnya, Rasulullah SAW pernah memprediksi nasib yang akhirnya menimpa Ali tersebut. Suatu kali, beliau shalallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada tokoh berjulukan "Singa Allah" itu.
"Sungguh, orang yang paling binasa dari umat terdahulu adalah para penyembelih unta (dari kaum Nabi Shalih). Dan, manusia yang paling celaka dari umat ini (umat Islam) adalah yang membunuhmu, wahai Ali," kata Rasulullah SAW.
Lantas, beliau menunjuk kening Ali. Sebab, di sanalah titik pedang pembunuhnya nanti akan menancap.
Bertahun-tahun sesudah Rasulullah SAW wafat, prediksi itu menjadi kenyataan. Tanggal 21 Ramadhan tahun 40 H adalah waktu yang direncanakan para pembunuh Ali.
Untuk diketahui, pemerintahan Khalifah Ali mewarisi kekacauan yang terjadi sejak masa-masa sebelumnya. Setelah kematian Utsman bin Affan, muncul dua kelompok sesat yang paling bertolak belakang dengan ajaran Islam. Keduanya adalah Khawarij dan Rafidhah.
Rafidhah dianggap sesat karena terlalu mengagungkan Ali, sementara Khawarij dianggap sesat karena mengkafirkan khalifah. Bahkan, mereka menganggap darah Ali halal ditumpahkan.
Berdasarkan catatan sejarah, kaum Khawarij telah merencanakan pembunuhan Ali. Adapun eksekutornya bernama Ibnu Muljam.
Menjelang Subuh, Ali tengah berjalan menuju masjid untuk shalat Subuh. Wajahnya bersinar, menanti jalan yang telah ditentukan Allah. Tiba-tiba, Ibnu Muljam menghunuskan pedangnya yang telah diolesi racun tepat di kening Ali.
Orang-orang yang ada di masjid sangat terkejut dan segera membopong Ali ke rumahnya. Kepalanya dibalut kain agar darah tidak mengucur. Namun, Ali tidak bisa bertahan lebih lama lagi karena racun yang terdapat di pedang yang menebasnya. Ia meninggal dua hari kemudian.
Ali dimakamkan di Kota Najaf, dekat Kota Kufah. Pemakam an tersebut dilakukan dengan rahasia dan selesai pada malam hari. Dengan meninggalnya Khalifah Ali bin Abi Thalib, berakhir pulalah masa kekhalifahan dalam Islam. Kekhalifahan setelah itu digantikan dengan sistem dinasti.mtk.