Raja salman positif covid19 | KORAN LINGGAU.COMhttp://koranlinggau.com/

17 April 2020

Raja salman positif covid19

Virus corona yang menyerang Arab Saudi 6 minggu belakangan dilaporkan mulai menusuk ke jantung keluarga kerajaan. Sedikitnya 150 bangsawaan di Kerajaan Arab Saudi diyakini telah tertular covid-19. Sumber yang dekat dengan keluarga kerajaan itu melaporkan kemungkinan tersebut.
Bahkan, pangeran senior Saudi yang juga Gubernur Riyadh dilaporkan tengah menjalani perawatan intensif unit perawatan intensif (ICU) dengan coronavirus.
Beberapa lusin anggota keluarga kerajaan lainnya juga jatuh sakit. Selain itu, dokter di rumah sakit elit yang merawat anggota klan Al-Saud sedang mempersiapkan sebanyak 500 tempat tidur, guna mengantisipasi masuknya keluarga bangsawan dan orang-orang terdekat mereka. "Siaga tinggi" internal yang dikirim oleh pejabat rumah sakit.
"Arahan harus siap untuk V.I.P.s dari seluruh negara," tulis operator fasilitas elit, Rumah Sakit Spesialis King Faisal, dalam peringatan, yang dikirim secara elektronik Selasa malam ke dokter senior. The New York Times memperoleh salinan.
"Kami tidak tahu berapa banyak kasus yang akan kami dapatkan tetapi waspada," pesan itu menginstruksikan bahwa semua pasien kronis harus dipindahkan secepatnya dan hanya kasus yang bersifat mendesak yang boleh diterima.
Dikatakan, setiap anggota staf yang sakit akan dirawat di rumah sakit yang kurang elit untuk memberikan ruang bagi para bangsawan.
Dilansir iranpress, Kamis, (8/4/2020), Raja Salman, 84, dilaporkan telah mengasingkan diri demi menjaga keselamatannya ke sebuah istana pulau dekat Kota Jeddah di Laut Merah. Sementara Putra Mahkota Mohammed bin Salman, putranya, dan penguasa de facto yang berusia 34 tahun juga melakukan hal sama.
Arab Saudi mengumumkan 327 kasus baru coronavirus pada hari Rabu sehingga jumlah total kasus di Kerajaan itu menjadi 2.932. Sejauh ini telah ada 41 kematian akibat virus di Kerajaan itu.
Negara itu memiliki jumlah infeksi coronavirus tertinggi di Teluk Persia. Menteri Kesehatan Arab Saudi mengatakan kasus ini bisa mencapai 200.000 infeksi.